25 radar bogor

Tahun Renungan Masa Pandemi Covid-19

Maret 2020 pemerintah Indonesia menyatakan keadaan darurat pandemi. Himbauan untuk senantiasa menjaga diri mulai digaungkan oleh pemerintah yang dimulai menjaga jarak, memakai masker, hingga menetapkan situasi PSBB sebagai salah satu pencegahan penyebaran virus Covid-19.

Berbulan-bulan lamanya namun masih belum terlihat tanda-tanda perbaikan. Jumlah pasien Covid-19 makin bertambah. Meski himbauan terus dilakukan melalui para relawan yang tak henti-henti turun ke jalan, namun masih banyak orang yang tidak peduli bahaya pandemi ini.

Akibatnya banyak orang yang kehilangan pekerjaannya, tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, dan banyak pula yang harus meregang nyawa akibat virus ini.

Sepatutnya kita sebagai masyarakat menjadikan angka tersebut sebagai renungan untuk senantiasa mentaati segala himbauan dari pemerintah.

Pro dan kontra di kalangan masyarakat dalam menyikapi virus ini. Bahkan ada yang secara terang-terangan menyebut virus ini hanya konspirasi semata.

Namun kita tak bisa menutup mata bahwa angka-angka kasus positif terus bertambah dan korban yang meninggalpun tidak bisa dikatakan sedikit jumlahnya.

Puncak peningkatan terjadi di bulan Mei dan Juni karena bertepatan dengan libur lebaran. Pemerintah sudah mewanti-wanti untuk tidak berpergian pada saat lebaran dengan himbauan “Lebaran di Rumah Aja”.

Namun, masih banyak masyarakat yang tidak menghiraukan himbauan tersebut. Akibatnya, penyebaran virus Covid-19 meningkat hingga di angka yang sangat memperihatinkan.

Angka yang sangat memprihatinkan terjadi juga di akhir tahun. Perayaan tahun baru sudah menjadi tradisi yang dilakukan oleh masyarakat dunia, tidak terkecuali Indonesia.

Masyarakat tentunya ingin mencurahkan euforia tersebut. Pemerintah kembali menghimbau kepada masyarakat untuk tidak merayakan pergantian tahun dengan tagline “Tahun Baru di Rumah Aja”. Hal tersebut dilakukan untuk upaya mencegah penyebaran virus Covid-19.

Tak bisa di pungkiri masyarakat Indonesia tak bisa lepas dari tradisi. Masyarakat sangat menyukai hal-hal yang bersifat perayaan sehingga sangat sulit mencegah masyarakat untuk tidak melakukannya.

Berkaca dari kasus-kasus sebelumnya, sudah seharusnya kita menahan ego kita sementara demi keamanan bersama. Tahun baru ini baiknya kita rayakan dengan menjadikan ajang ini sebagai renungan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Alangkah lebih baik kita merayakan tahun baru ini dengan melaksanakan do’a bersama dengan keluarga di rumah.

Himbauan pemerintah untuk tidak bepergian sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19. Hal ini sejalan dengan anjuran Rasulullah SAW dalam menghadapi suatu wabah penyakit atau virus.

Dalam hadist-nya Rasulullah bersabda, “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu” (HR Bukhari). Hadist ini terlihat jelas bahwa Rasulullah sangat melarang kita untuk berpergian di saat terjadi wabah atau virus demi memutus rantai penyebaran virus tersebut.

Masa pandemi ini segalanya terasa sulit, pergerakan kita terbatas, keadaan sangat memprihatinkan. Jika hanya mengeluh, perubahan tidak akan pernah tercapai.

Ada banyak hal yang dapat kita lakukan meski situasi membatasi. Mari bangkit bersama, tetap berserah diri, ikuti protokol kesehatan dan dunia akan kembali seperti sediakala. (*)

Oleh: M. Alwan Mubarok

Mahasiswa Prodi Sains Komunikasi

Fisip Universitas Djuanda