25 radar bogor

Dukung KRL Bina Karya, Pemdes Leuwinutug Siapkan Anggaran Melalui Dana Desa

Desa-Leuwinutug
Kepala Desa Leuwinutug, Deden Saepul Hamdi saat peresmian KRL Bina Karya, Rabu (30/12/2020) pagi.
Desa-Leuwinutug
Kepala Desa Leuwinutug, Deden Saepul Hamdi saat peresmian KRL Bina Karya, Rabu (30/12/2020) pagi.

CITEUREUP – RADAR BOGOR, Kecamatan Citeureup kini memiliki 26 Kampung Ramah Lingkungan (KRL), setelah KRL Bina Karya di Kampung Leuwinutug RT 4 RW 2, Desa Leuwinutug diresmikan.

Pemerintah desa setempat pun berkomitmen dalam mendukung berbagai program yang dijalankan KRL tersebut.

“Sebagai wujud nyata dalam mendukung KRL, kami pemerintah desa siap anggarkan melalui dana desa,” ungkap Kepala Desa Leuwinutug, Deden Saepul Hamdi usai menghadiri peresmian KRL Bina Karya, Rabu (30/12/2020) pagi.

Menurutnya, pembentukan KRL ini berangkat dari gagasan para pemuda Desa Leuwinutug yang peduli terhadap kemajuan lingkungan.

Dengan melibatkan unsur Kader PKK, Posyandu, Destana dan Karang Taruna, KRL Bina Karya siap menjalankan berbagai program pelestarian lingkungan dan memanfaatkan sumber daya yang ada menjadi nilai jual.

Salah satunya, Deden menerangkan, dengan mengolah sampah plastik menjadi ecobrick dan pot tanaman.

“Pengelolaan sampah sendiri, bagaimana warga dapat memanfaatkan sampah memiliki nilai jual seperti pembutan ecobrick, botol plastik menjadi pot, bungkus kopi dijadikan tikar, lalu ada juga pembuatan kompos dan mengembangkan bank sampah,” tuturnya.

Di tempat yang sama, pelopor KRL Bina Karya, Andri Hendriatna mengatakan, melalui program Kelompok Rumah Pangan Lestari (KPRL), pihaknya akan mendukung pembuatan berbagai produk olahan dari hasil pertanian warga.

“Program unggulan lainnya yaitu mengolah limbah minyak jelantah warga menjadi bio diesel, yang bekerjasama dengan perusahaan pengepul dan pengolah jelantah,” jelasnya.

Sementara itu, Camat Citeureup, Ridwan Said menyatakan, pembentukan KRL ke-26 di wilayahnya ini bukan hanya sekedar seremonial belaka, juga menjadi kebiasaan masyarakat dalam memahami program KRL itu sendiri.

“Target sebanyak mungkin, kalau bisa semua RW membentuk KRL karena Citeureup ini kawasan Industri yang heterogen. Kita harus memiliki tujuan ke arah sana,” tandasnya. (cok)