25 radar bogor

Pengamat Anggap Kemendikbud Semakin Lama Semakin Elitis

Ilustrasi. Mendikbud Nadiem Makarim dalam kerjama Kemendikbud dengan Netflix.
Ilustrasi. Mendikbud Nadiem Makarim dalam kerjama Kemendikbud dengan Netflix.

JAKARTA-RADAR BOGOR, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sepanjang tahun ini sangat jarang sekali mengajak publik membahas program pendidikan. Adapun, partisipasi publik hanya dilakukan ketika awal kepemimpinan Mendikbud Nadiem Makarim saja.

Pengamat dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji mengaku sangat mendukung Nadiem ketika memanggil tokoh dan organisasi pendidikan untuk berdiskusi soal keadaan saat ini. Hal itu merupakan langkah awal yang bagus.

’’Saya rasa itulah yang sangat baik, tapi ternyata hanya berhenti sampai disitu saja, karena ternyata semua yang dilakukan itu sudah di desain oleh tim intinya beliau ini yang sebetulnya kalau kita urut-urut, ya muter-muternya di situ saja,’’ ucapnya dalam webinar Refleksi Akhir Tahun 2020 Bidang Pendidikan, Minggu (27/12).

Pada awalnya, ia mengharapkan Kemendikbud lebih banyak mengajak para pemangku kepentingan berdiskusi. Namun sayangnya, itu hanya impian saja sejauh ini Nadiem memimpin Kemendikbud.

Dia melihat, karaker Indonesia yaitu gotong-royong tidak terlihat di Kemendikbud. Sebab, kementerian seperti bekerja sendiri tanpa melibatkan para pemangku kepentingan yang kompeten. ’’Semakin lama justru semakin elitis, hanya kelompok itu saja,’’ serunya.

Bahkan, kata Indra sampai ke pemilihan para pejabatnya berasal dari kelompok tertentu saja. Hal ini lah yang menjadi kekhawatiran dirinya. ’’Lihat aja nanti siapa siapa lagi yang tiba-tiba diangkat menjadi pejabat eselon 1. Ini bukanya juga saya menganggap enteng kemampuan mereka, bukan seperti itu tetapi juga harus terbuka, karena ini kan urusan negara, ini kan bukan urusan pribadi bukan urusan kelompok tertentu. Yang dipilih itu harus memang yang terbaik untuk bangsa ini dan itu butuh gotong royong,’’ urainya.

Selain itu, terkait dengan penghapusan mata pelajaran Sejarah dalam penyederhanaan kebijakan kurikulum yang sempat ramai dibicarakan, kata dia ini merupakan tindakan ceroboh. ’’Yang membuat itu adalah anak-anak muda, anak-anak kemarin sore yang sama sekali belum punya pengalaman ngurusin pendidikan, sama sekali belum tahu tupoksi di lapangan. Saya tidak tidak berarti mendiskreditkan anak-anak muda, tapi tetap pengalaman itu sangat dibutuhkan, jadi harus tahu lapangan bukan hanya idealisme yang nggak jelas, tapi harus tahu kondisi di lapangan seperti apa dan mau apa yang dicapai,’’ tegas Indra. (jawapos)