25 radar bogor

Kelompok Mustahik Tani Berkah Panen di Tengah Pandemi

BANGGA : Para petani memperlihatkan hasil panennya.

RADAR BOGOR – Sebagai bentuk syukur atas panen pisang selama musim tanam tahun ini, Kelompok mustahik Tani Berkah di Desa Cemplang, Kecamatan Cibungbulang menggelar tasyakuran, Sabtu (12/12).

“Cuaca mendukung tak terdampak cuaca buruk atau bencana, sehingga panen bisa optimal,” ucap Ketua kelompok Tani “Berkah”, Udin di lokasi tasyakuran.

Hadir dalam acara panen pisang ini,  Kepala Lembaga ZCD Tatiek Kancaniati, Kepala Cendekia BAZNAS (SCB) Helmi Nursiwan,  Sekretaris Desa Cemplang Diki Firmansyah, perwakilan BMD Bojong Rangkas, pendamping LPEM, dan beberapa mitra pemasaran.

Di tengah pandemi, acara tasyakuran berlangsung dengan sederhana dan tetap menjaga protokol kesehatan dan dibatasinya jumlah tamu undangan. Simbolisasi tasyakuran dilakukan dengan penyerahan satu tandan pisang dari Kepala Lembaga ZCD kepada perwakilan kelompok Tani “Berkah”.

“Di wilayah Desa Cemplang ini terdapat beberapa areal perkebunan, namun jarang ditemui adanya budidaya pisang. Sehingga, ini menjadi peluang bagi mustahik untuk bisa menjadi pasar pemasok pisang. ZCD BAZNAS, berharap program ini dapat meningkatkan penghasilan para mustahik yang mayoritas hanya menggantungkan penghasilan sebagai buruh dan pedagang,” ucap Tatiek.

BAZNAS memberdayakan para petani di Desa Cemplang dengan melaksanakan program ZCD berupa program pemberdayaan, salah satunya dengan budidaya pisang. Sebanyak 12 Kepala Keluarga berpartisipasi dalam program tersebut, mereka telah melakukan budidaya pisang sejak Januari 2020.

Bahkan pada November lalu, para petani juga berhasil memanen pisang sebanyak 51 tandan dan berhasil meraup omzet Rp905.000. Diperkirakan, total kapasitas panen pisang mencapai 25 ton. Pemanenan dilakukan secara bertahap setiap bulan. Selain pisang, mustahik juga menanami tanaman sela berupa ubi jalar dengan hasil panen mencapai 1.580kg dengan omzet Rp.1.106.000.

Adapun Kelompok Tani Berkah telah mengelola kebun pisang seluas 12.000 meter selama hampir setahun terakhir. Dengan luasan itu, petani menanami pisang sebanyak 2.500 pohon yang terdiri dari jenis pisang nangka 30 persen, pisang uli 20 persen, pisang tanduk 30 persen, pisang kepok 10 pesen dan pisang lainnya 10 persen.

Rencananya, program budidaya pisang ini nantinya akan terus dikembangkan agar lebih banyak lagi mustahik yang menerima manfaatnya. Untuk meningkatkan nilai tambah dan jual produk, kedepannya para mustahik melalui kelompok baru akan membuat diversifikasi produk olahan pisang yang bahan bakunya berasal dari hasil tanam mustahik.

ZCD merupakan program pemberdayaan yang dikembangkan oleh BAZNAS dengan berbasis komunitas atau desa yang mengintegrasikan aspek dakwah, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan kemanusiaan. Daerah miskin dan tertinggal ini didampingi dan dimandirikan untuk menghasilkan sebuah brand daerah yang mampu mengangkat potensi serta kearifan lokal sehingga berdampak pada kemajuan desa.

“Melalui ZCD, kelompok mustahik diberikan support modal usaha berupa pengadaan peralatan dan perlengkapan budidaya, pelatihan budidaya, pendampingan kelompok dan juga aspek pemasarannya. Selain budidaya pisang, juga dilakukan budidaya ikan nila,” pungkas Tatiek. (*/nal)