Naskah dan Tema Khutbah Jumat untuk Khatib Seluruh Indonesia Dipasok Kemenag

Suasana Salat Jumat di Masjid At Taqwa Jero Empang, Jumat (29/5/2020).

JAKARTA-RADAR BOGOR, Kementerian Agama (Kemenag) kembali mengeluarkan kebijakan yang bisa memicu beragam respons. Mereka menyiapkan naskah khotbah Jumat untuk digunakan para khatib di seluruh Indonesia.

Program penyusunan naskah khotbah Jumat itu dijalankan Ditjen Bimas Islam Kemenag.

Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin menyampaikan, Kemenag hanya menyiapkan. Naskah khotbah yang mereka susun sebatas alternatif bagi para penceramah atau khatib.

’’Jika tidak dipakai gak apa-apa. Bukan keharusan,’’ kata mantan Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag itu Rabu (21/10/2020).

Dia menjelaskan, kegiatan menyusun naskah khotbah Jumat didasarkan atas kebutuhan di lapangan. Kamaruddin mengungkapkan, banyak masjid di daerah dan kampung-kampung yang tidak punya materi khotbah baru. Materi khotbah yang ada disusun sepuluh tahun lalu.

Selain itu, Kamaruddin memastikan, Kemenag tidak akan membuat indeks kepatuhan atau sejenisnya terkait penggunaan naskah khotbah tersebut.

Suasana Salat Jumat di Masjid At Taqwa Jero Empang, Jumat (29/5/2020).

Dia juga menyampaikan bahwa program penyiapan naskah khotbah Jumat itu masih tahap rencana. Program tersebut akan dibahas bersama dengan tokoh agama, ormas, dan akademisi. ’’Kami punya ide pengayaan narasi khotbah Jumat,’’ jelasnya.

Dia menuturkan, penyusunan naskah khotbah akan diawali dengan pembahasan signifikansi dan tema. Kemudian, para penyusun merumuskan bersama kebutuhan pesan keagamaan masyarakat kontemporer. Setelah itu, dituangkan dalam rumusan tema.

Temanya nanti seputar pengarusutamaan moderasi beragama. Termasuk tema-tema keagamaan lainnya. ’’Baik seputar ubudiah maupun muamalah,’’ terang guru besar UIN Alauddin Makassar tersebut. Selain itu, ada tema sosial, ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan Islam.

Dia berharap naskah khotbah yang disusun dan disepakati nanti bisa menjadi rujukan alternatif bagi para pendakwah. Program itu juga bagian dari fasilitas peningkatan literasi masyarakat terkait isu-isu aktual dalam perspektif keagamaan.

Lebih lanjut, Kamaruddin mengatakan, masjid atau rumah ibadah merupakan pusat syiar moderasi beragama. Tujuannya, mewujudkan Islam yang damai dan mendukung stabilitas beragama serta bernegara.

Namun, menurut dia, ada juga khotbah Jumat yang berisi materi provokatif. Kondisi itu menjadi perhatian Ditjen Bimas Islam Kemenag. Karena itu, mereka menyiapkan naskah khotbah Jumat yang relevan.

Suasana Salat Jumat di Masjid At Taqwa Jero Empang, Jumat (29/5/2020).

Nanti naskah khotbah tersebut dapat diunduh dan digandakan melalui laman http://simbi.kemenag.go.id. Naskah itu bisa digunakan masyarakat secara gratis.

Sementara itu, Sekretaris Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Mohammad Bukhori Muslim belum mendengar rencana pembuatan naskah khotbah oleh Kemenag. Dia juga memastikan bahwa pihaknya belum diajak bicara.

”Saya rasa penting mengajak ormas ya. Sebab, Indonesia ini kan bermacam-macam. Jadi, intinya diajak (berembuk, Red),” jelasnya Rabu (21/10/2020).

Bukhori menggarisbawahi, persoalan dan dinamika masyarakat Indonesia amat beragam. Tidak bisa dipukul rata dengan tema-tema tertentu dalam khotbah. Harus disesuaikan dengan kearifan di daerah masing-masing.

LDNU, kata Bukhori, memiliki banyak koleksi teks khotbah dari seluruh kiai dan ulama di Indonesia. Baik panjang maupun pendek dengan berbagai tema. LDNU juga memfasilitasi percetakan buku-buku khotbah untuk dibacakan di masjid-masjid desa dan pelosok.

”Biasanya untuk dipakai orang-orang kampung. Ya, kami cetakkan. Temanya banyak dan beragam. Ada soal kesejahteraan, akhlak, dan sebagainya,” ungkap Bukhori.

Suasana Salat Jumat di Masjid At Taqwa Jero Empang, Jumat (29/5/2020).

Di bagian lain, anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq menuturkan bahwa produksi naskah khotbah oleh Kemenag bisa menjadi gerakan edukasi dan literasi tentang nilai-nilai Islam yang lebih moderat dan penuh kasih sayang.

Program itu juga bisa menjadi langkah untuk menanggulangi paham radikalisme dan terorisme yang memang harus dilawan bersama.

”Tidak ada ajaran Islam yang mengajari kita membenci sesama, apalagi melakukan tindakan radikalisme dan terorisme,” tuturnya.

Namun, Maman mengingatkan bahwa teks-teks tersebut harus lebih transformatif dan dibuat komunitas masyarakat masing-masing.

”Khotbah itu benar-benar kontekstual, menyentuh persoalan-persoalan di tengah masyarakat tempat khotbah itu berlangsung,” ujarnya.

Khotbah juga tidak boleh terlalu bersifat indoktrinasi. Misalnya, di daerah yang sudah damai, khotbah tentang radikalisme tidak terlalu efektif. Yang efektif di sana adalah khotbah tentang etos kerja dan bercocok tanam menurut nilai-nilai Islam.

Suasana Salat Jumat di Masjid At Taqwa Jero Empang, Jumat (29/5/2020).

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah belum berkomentar banyak tentang program pembuatan naskah khotbah Jumat oleh Kemenag.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyatakan, sampai saat ini, belum ada surat resmi dari Kemenag tentang undangan menulis atau membahas naskah khotbah Jumat. ’’Wait and see saja,’’ katanya.

Meski begitu, dia menyebut penyusunan naskah khotbah Jumat oleh Kemenag sebagai program yang baik. Namun, mungkin tidak akan banyak manfaatnya. Sebab, para khatib biasanya membuat naskah khotbah sendiri atau mengambil dari buku-buku khotbah Jumat yang sudah banyak beredar di masyarakat. (jpg)