Kajian Guru Besar IPB: Saatnya Bogor Jadi Kota Ilmu, Rujukan Dunia!

Focus Group Discussion (FGD) DGB IPB University bersama para pimpinan dan perwakilan berbagai lembaga penelitian, komunitas serta media di Kota Bogor via Zoom, Senin (19/10).IST

BOGOR-RADAR BOGOR, Kota Bogor digadang-gadang menjadi Kota Ilmu (Science City) rujukan dunia. Berbagai fasilitas dan lembaga ilmu pengetahuan di Kota Hujan, dinilai layak menjadi pusat penelitian.

Kajiannya pun telah digarap komprehensif oleh para pakar dan peneliti dari Dewan Guru Besar (DGB) IPB University.
Ketua Panitia Ad Hoc (PAH) DGB IPB University, Prof M. Aman Wirakartakusumah menjelaskan, untuk merealisasikan gagasan tersebut, ada tiga hal utama yang perlu disinergikan.

Yakni adanya kegiatan dan fasilitas yang menyangkut litbang dan kampus, ilmuwan yang terdiri dari doktor dan profesor, hingga output lembaga-lembaga keilmuan (lulusan, pengetahuan, dan publikasi. Ketiga hal itu diaktualisasikan dalam konsep smart city, green city, heritage city, dan creative city.

Konsep Bogor Kota Ilmu didefinisikan sebagai integrasi habitat ilmu dan ekosistem kota melalui kolaborasi antarpemangku kepentingan. Tujuannya untuk memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan masyarakatnya.

“Manfaatnya yakni berkembangnya ilmu-ilmu alam dan pertanian tropik, ilmu ilmu sosial ekonomi dan budaya; dan kesiapan generasi penerus yang cerdas berdasarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan,” terangnya dalam Focus Group Discussion (FGD) via Zoom, Senin (19/10).

Pengetahuan dan kreativitas juga berkembang dalam wujud yang berbeda-beda. Bahkan, kunjungan wisatawan ke Bogor Science City dapat menimbulkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, keragaman hayati Indonesia, budaya, kesenian dan kuliner daerah Bogor. Serta membuat masyarakat Bogor lebih terbuka dan toleran.

Menurutnya, Kota Bogor sudah memenuhi kriteria sebagai Kota Ilmu. Bahkan, pengembangannya bisa menjadi rujukan dunia melalui kolaborasi antar pemangku kepentingan kunci berbasis co-management.

Focus Group Discussion (FGD) DGB IPB University bersama para pimpinan dan perwakilan berbagai lembaga penelitian, komunitas serta media di Kota Bogor via Zoom, Senin (19/10).IST

Bogor Kota llmu memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan kesadaran tentang pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan dan kebudayaan serta memacu pertumbuhan ekonomi kreatif.

“Sehingga rekomendasinya memang diperlukan penetapan Kota Ilmu itu melalui Peraturan daerah (Perda). Tentu juga dengan mempersiapkan penataan kolaborasi dan pemantauan dan evaluasi implementasi kebijakan city branding Smart City, Green City, Heritage City, dan Creative City,” ungkapnya.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengapresiasi dan menyambut baik ide menjadikan Bogor sebagai Kota Ilmu. Menurutnya, gagasan itu sangat sejalan dengan program-program yang selama ini dilaksanakan pemkot. Modalnya sudah ada. Selama ini, label smart city, green city, hingga heritage city bukan sekadar kiasan untuk menarik wisatawan.

“Ini bukan saja gimmick atau city branding untuk menarik banyak wisatawan. Tapi melampaui itu. Karena ini adalah cita-cita peradaban,” tegas Bima dalam sesi diskusi itu.

Ia menambahkan, beberapa ciri science city bisa dilihat dari beberapa indikator. Diantaranya seperti kota yang didorong oleh ilmu, gagasan, dan konsep. Bukan kepentingan-kepentingan yang lainnya, termasuk ekonomi maupun politik. Beberapa tahun ini, kata Bima, Bogor memang telah bergerak ke arah sana.

“Terus adanya proses keilmuan yang terus berjalan, action dari sanis itu terasa dimana-mana. Ini nyambung sebetulnya dari realita PAD Kota Bogor yang sebagian besar disumbangkan oleh MICE. Di setiap sudut kota ini terasa betul aktivitas-aktivitas atau gagasan keilmuan itu secara foemal maupun non formal,” paparnya.

Focus Group Discussion (FGD) DGB IPB University bersama para pimpinan dan perwakilan berbagai lembaga penelitian, komunitas serta media di Kota Bogor via Zoom, Senin (19/10).IST

Sedangkan untuk landmark sebagai Kota Ilmu, Bogor dianggap sudah memiliki perpustakaan, museum, hingga outlet-outket yang memgindikasikan kegiatan keilmuan. Hal itu diharapkan menyumbangkan ruh bagi berjalannya Bogor Science City. Bima sangat memimpikan banyaknya muncul passion keilmuan luar biasa dengan sudut-sudut kota yang juga menginspirasi siapa saja.

“Jadi PR kita sekarang adalah bagaimana kita harus menjahit semua ini dalam tugas-tugas mana porsi pemkot untuk diterjemahkan ke dalam kebijakan,” tandas wali kota dua periode ini.

Senada disampaikan Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto. Bahkan, kata dia, ide brilian itu seharusnya segera ditindaklanjuti. Pihaknya pun bersedia melanjutkan ide itu dalam bentuk Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda), apakah dari pemkot ataupun inisiatif DPRD.

“Saya juga sebagai DPRD sangat berkeinginan agar ini segera ditangkap untuk menjadi produk daerah. Kalau boleh usul, menjadi ranperda inisiatif DPRD sebagai tanggung jawab moral,” ungkapnya.

Menurutnya, potensi Kota Bogor untuk menuju ide sebagai Science City itu sangatlah bagus. Bahkan, bisa saja kelak ada laboratorium terpadu yang dibangun. Itu sekaligus menjadi simbol ilmu yang berkembang di Kota Bogor.

Sejumlah pimpinan dan perwakilan lembaga penelitian yang berada di Kota Bogor juga turut menyambut gembira rencana menjadikan Bogor Kota Ilmu. Terlebih telah banyak capaian prestasi dan hasil penelitian yang menjadi rujukan nasional hingga internasional.

Dan semua berawal dari penelitian di Bogor.
Di bagian lain, FGD juga meminta saran kepada sejumlah perwakilan komunitas dan media. CEO Radar Bogor Group Hazairin Sitepu menilai kajian para dewan guru besar sudah sangat komprehensif.

Pria yang akrab disapa Bang HS itu menambahkan satu event rutin yang bisa digelar ketika Bogor telah menerapkan konsep kota ilmu. Yakni: perhelatan pameran penelitian dan pusat inovasi kampus-kampus yang ada di Indonesia, bahkan dunia.

“Seperti ajang empat tahunan pameran printing technology di Düsseldorf, Jerman. Ratusan ribu orang datang dari seluruh dunia. Kemudian National Association of Broadcasters di Las Vegas. Seluruh masyarakat film, televisi, ratusan ribu orang hadir di situ,” ujarnya.

Bang HS melihat IPB dengan begitu banyak inovasi serta lembaga-lembaga riset yang ada sudah selayaknya menggelar pameran serupa. Ajang itu bisa dilakukan untuk melengkapi konsep Bogor Science City.

“Menurut saya ini penting luar biasa. Wali kota sudah luar biasa spiritnya. Konsepnya, idenya luar biasa, ilmunya luar biasa. Apalagi Ketua DPRD menyambut gagasan ini. Kalau nanti ini bisa lahir dalam satu perangkat hukum daerah, biarkan ini menjadi inisiatif wali kota. Sehingga inheren dengan kebijakan pemkot,” tukasnya.(mam)