JAKARTA-RADAR BOGOR, Lucky Hakim menjadi korban penipuan yang melibatkan oknum dari Kementerian Perdagangan. Kerugian yang dialaminya bernilai fantastis mencapai Rp 8,8 miliar.
Kasus ini bermula dari tender pembelian tiket perjalanan dinas yang diikuti Lucky Hakim. Dia cukup diyakinkan oleh aksi oknum, karena menggunakan gedung kementerian untuk menjalankan aksi penipuannya.
“Kalau misalkan kita ditipu di warung kopi atau pinggir jalan, itu salah sendiri. Ibaratnya kamu sudah tahu di pinggir jalan ada orang yang ngaku-ngaku sebagai PNS. Tapi ini kan benar-benar di gedungnya, surat-suratnya lengkap dan banyak sekali surat yang keluar lengkap dari laci di situ,” kata Lucky Hakim di Polres Metro Jakarta Selatan Rabu (14/10/2020).
Selain Lucky Hakim, dia mengaku juga ada orang lain yang menjadi korban penipuan yang diduga dilakukan oleh dua orang bernama Dini dan Muhammad Yusuf.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, jumlah uang yang masuk ke tangan mereka sudah mencapai puluhan miliar. Masing-masing orang yang menjadi korban nominalnya beragam. Ada yang Rpp 200 juta, Rp miliar dan yang lainnya.
Lucky Hakim mengatakan, Yusuf bekerja di Kementerian Perdagangan dengan jabatan sebagai auditor ahli muda. Namun dia mengaku sebagai kepala bagian. Ketika meeting digelar, dia sangat dihormati layaknya pemilik jabatan strategis.
“Tapi dia mengaku menjadi kepala bagian dan memang duduk di ruangan situ. Ini kan aneh, seorang yang memang bukan jabatannya bisa duduk dan diakui oleh banyak orang di situ, dibikin seolah-olah bahwa dia adalah kepala bagian di situ. Ini sangat mengerikan sekali,” paparnya.
Kedua oknum pelaku kini sudah mendekam di dalam tahanan dan berstatus sebagai terdakwa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terkait kasus yang sama. Namun kasus yang menjerat keduanya bukan laporan dari Lucky Hakim, melainkan dari korban lain.”Sidangnya besok di PN Jakarta Selatan,” katanya.
Dalam waktu dekat Lucky Hakim akan mendatangi Kementerian Perdagangan untuk mencari tahu kenapa gedung kementerian bisa digunakan oknum pelaku untuk melakukan aksi penipuan.
“Insya Allah dalam waktu dekat akan bersilaturahmi ke Kementerian Perdagangan, pengin tanya sama humasnya, bagaimana mungkin kok bisa ada kantornya, ruangannya, kemudian dipakai untuk modus operandi penipuan,” paparnya. (jpg)