Pelajar di Kota Bogor jadi Korban Penipuan MLM, Begini Modusnya

Ilustrasi Penipuan

BOGOR – RADAR BOGOR, Kasus dugaan penipuan kembali terjadi di Kota Bogor. Kali ini modusnya iming – iming produk Multi Level Marketing (MLM).

Dua pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diduga menjadi korban penipuan. Uang jutaan, dan laptop pun raib.

Winda F Basir bercerita tentang anaknya yang diduga menjadi korban penipuan MLM itu. Kronologinya, anaknya itu diajak oleh teman satu sekolahnya untuk sekedar nongkrong. Namun teman yang mengajaknya justru tak bisa datang dan kemudian diajak lagi oleh temannya yang lain.

“Lalu temannya yang ngajak anak saya itu ngajak lagi ke rumah temannya di Cilendek. Sampai disana, anak saya diajak ikut MLM, dengan dijanjikan kalau bisa merekrut orang bisa dapat Rp. 500 ribu sehari hingga Rp. 1 juta,” kata Winda pada Radar Bogor.

Di sana, anaknya diberitahu, jika ingin menjadi member maka harus membayar Rp550 ribu hingga Rp1,1 juta. Karena tak memiliki uang segitu, anaknya kemudian ditanyakan aset yang dimiliki apa saja. Entah bagaimana, anaknya lansung mengambil laptop miliknya di rumah tanpa sepengetahuan orang tuanya.

“Anak saya ditemani sama orang itu kerumah. Dan disuruh berbohong ke orangtuanya kalau laptopnya dipinjam teman. Setelah laptop diambil, saya kira mau dijual ke Warung Jambu, tahunya diberikan ke temannya itu. Karena alasannya aset itu harus diserahkan ke mereka. Mereka yang jual,” terangnya.

Ilustrasi Penipuan

Kejadian itu, kata Winda, terjadi pada Kamis (17/9/2020) sore lalu. Namun baru Jumat lalu, ia mengetahui bahwa anaknya itu diduga menjadi korban penipuan. Hingga saat ini, komunikasi dengan teman anaknya itu masih lancar. Hanya saja, teman anaknya tersebut tak memberikan kejelasan atas laptop maupun hasil penjualannya.

“Katanya laptopnya sudah terjual, dan uangnya sudah dimasukkan jadi member. Tapi tanpa seizin anak saya atau menginfokan ke anak saya. Saat ditagih produk dan sisa penjualan laptopnya dibilang tidak ada karena semua dibeliin produk MLM itu,” terangnya.

Winda menduga anaknya dihipnotis. Karena tanpa sadar, anaknya begitu nurut dengan permintaan temannya itu. Korban dugaan penipuan itu, kata Winda, bukan hanya anaknya. Ada pula laporan masuk tentang hal yang sama kepada Winda.

“Sasaran mereka anak – anak SMA dan anak – anak ini gak berani ngadu sama ortunya. Kalau tidak ada kejelasan, ada plan untuk lapor ke kepolisian. Peringatan aja untuk orang tua yang punya anak remaja harus berhati – hati dengan modus penipuan yang sasarannya anak remaja,” tutupnya. (dka/c)