25 radar bogor

Istri Positif


Mahmud sendiri juga positif. Sedang MA nonreaktif. MA pun bertanya kepada dokternya: apakah masih perlu swab test. “Dokter bilang tidak perlu. Kan nonreaktif,” ujar MA, menirukan ucapan dokter. Apalagi, secara fisik, tidak ada tanda-tanda yang biasa muncul di penderita Covid-19. Ia tidak batuk. Tidak sesak. Hanya suaranya parau –tetapi itu sudah sejak beberapa hari sebelumnya. Akibat sehari bisa sembilan kali pidato. Suhu badan MA juga normal: 36 derajat. Dan ketika dilakukan oksitest tingkat penyerapan oksigennya bagus: 98.

Sama sekali tidak ada simtom di tubuhnya. Namun MA mau lebih waspada. Ia orang berpendidikan dan berpangkat: inspektur jendral polisi (purnawirawan). Ia tahu apa yang harus dilakukan. Maka tanpa sepengetahuan si dokter, MA melakukan swab test sendiri. Hasilnya: positif. Ia merasa aneh. Kok tidak ada rasa apa-apa.

Ada treadmill di atas. Juga berjemur sendiri. Makanan dikirim dari bawah. Lebih banyak buah dan sayur. Obat-obatan tersedia di lantai atas: mulai empon-empon sampai berbagai vitamin. Selama 13 hari karantina itu suhu badan tetap normal. Kemampuan menyerap oksigen tetap 98. Dan tetap tidak ada batuk maupun sesak napas. Bahkan kerongkongannya ikut normal –lebih karena puasa bicara berhari-hari.

Selesai karantina itu, MA swab lagi. Dilakukan di salah satu rumah sakit swasta terbesar di Surabaya. Hasilnya negatif. Itu tepat sehari sebelum pendaftaran calon wali kota. Maka, keesokan harinya, hari Minggu, batas akhir pendaftaran, MA merasa aman untuk datang langsung ke KPU –dengan protokol kesehatan. Kenapa MA positif tapi tanpa pertanda apa-apa?

Sebagai laki-kali (1 poin), di atas 60 tahun (1 poin), berhubungan dengan penderita Covid-19 (5 poin),  MA tergolong tahan bantingan. Padahal, setidaknya, ia sudah mengumpulkan 7 poin untuk berisiko besar. Namun ia positif tanpa simtom. Mungkin karena ia tidak punya sakit jantung (5 poin), diabetes (5 poin), darah tinggi (5 poin), radang paru (5 poin).

Kalau saja ia punya salah satu dari empat penyakit itu, pengumpulan poinnya sudah 12. Kemungkinan besar tertular dengan level berat. Apalagi kalau punya tambahan 2 di antara empat itu: bisa tertular berat sekali. Teori nilai poin itu saya ambil dari doktrin Prof Dr Budi Warsono. Yang meninggal dunia karena Covid-19 pekan lalu.