Ini Dampak Resesi Bagi Suku Bunga dan Warga Australia

Mata uang Australia. Foto: net

BOGOR-RADAR BOGOR, Hampir sama seperti segala hal yang terjadi selama pandemi, semuanya masih tidak pasti.

Namun, sebagian besar ekonom meramalkan dampak terburuk terhadap PDB telah berlalu pada kuartal kedua.

Dilansir Liputan6.com, gelombang kedua Virus Corona COVID-19 di Melbourne dan pembatasan pergerakan yang lebih ketat selanjutnya akan berdampak pada PDB kuartal ketiga.

Tetapi para ekonom di bank ANZ, misalnya, berharap pembukaan kembali di negara bagian lain akan mengimbangi hal itu, selain memperkirakan pertumbuhan PDB selama kuartal ketiga (Juli, Agustus dan September).

Pengangguran akan tetap tinggi, diperkirakan oleh Reserve Bank atau bank sentral Australia, jumlahnya mencapi 10 persen di akhir tahun.

Lantas, apa artinya bagi warga di Australia?

Mata uang Australia. Foto: net

Anda mungkin sudah merasakan dampak dari resesi ini, baik kehilangan pekerjaan, menerima pemotongan gaji, menunda pembayaran cicilan rumah atau memperketat pengeluaran Anda.

Mencari pekerjaan selama resesi bisa jadi sulit, karena lebih banyak orang mencari pekerjaan sementara banyak bisnis yang tidak berkembang atau tidak merekrut.

Jika Anda kehilangan pekerjaan atau jam kerja atau gaji Anda dipotong, Anda mungkin tidak menghabiskan banyak uang, sehingga pembelian barang dan jasa akan turun.

Untuk warga Australia yang berusia muda, pasar pekerjaan yang sangat terbatas.

Sementara kalau masih memiliki pekerjaan, Anda tidak akan mungkin mendapatkan kenaikan gaji dalam waktu dekat, mengingat kecepatan kenaikan gaji saat ini adalah yang paling lambat dalam 22 tahun terakhir.

Apa yang Terjadi dengan Suku Bunga Selama Resesi?

Mata uang Australia. Foto: net

Selama resesi terakhir pada 1990-an, Reserve Bank menurunkan target suku bunga resmi dari di atas 17 persen menjadi di bawah 5 persen selama tiga setengah tahun.

Kali ini, suku bunga sudah sangat rendah.

Di bulan Maret, RBA menurunkan suku bunga dua kali, ke rekor terendah 0,25 persen.

Biaya pinjaman uang akan tetap rendah secara historis, setelah RBA mengisyaratkan akan mempertahankan suku bunga pada tingkat saat ini untuk beberapa tahun mendatang. (liputan6/ran)