BOGOR-RADAR BOGOR, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, berencana mengajukan pinjaman Rp2,05 triliun dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk pembangunan revitalisasi GOR Padjajaran dan kompleks pemerintahan baru. Rencana ini pun mendapat kritikan dari DPRD Kota Bogor.
Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto menuturkan, rencana pembangunan GOR Padjajaran dan Komplek Perkantoran wali kota bukanlah program prioritas yang harus didahulukan, sehingga Pemkot Bogor mengajukan pinjaman lunak.
Atang menjelaskan, masih banyak urusan masyarakat yang jauh lebih penting untuk ditangani di tengah pandemi covid-19, ketimbang urusan infrastruktur yang berkaitan dengan sarana olah raga. “Ya kan, masalah ekonomi, pendidikan, kesehatan masih menjadi PR bersama yang harus diselesaikan,” ujar Atang.
Menurutnya, sejak pandemi covid-19 banyak warga yang kehilangan pekerjaan, menurunnya pendapatan hingga banyaknya warga miskin yang tak mendapatkan subsidi kepesertaan BPJS.
Selain itu ada juga masalah lain seperti sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ), yang seharusnya mendapatkan porsi terbesar untuk diakomodir dalam kebijakan anggaran.
Atang melanjutkan, skema pinjaman Rp2,05 triliun oleh Pemkot Bogor terlalu ambisius, karena seharusnya pemkot menyadari bahwa proyeksi APBD di tahun 2021 kondisinya sedang tidak baik.
Karena angka tersebut hampir sama dengan angka APBD Kota Bogor, sehingga politisi PKS itu khawatir ketika pinjaman disetujui hanya membebani APBD pada tahun-tahun berikutnya.
Kemudian peruntukannya pun dianggap tak menyelesaikan permasalahan mendasar di masyarakat. Yaitu masalah ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Ditambah lagi masalah kerusakan infrastruktur yang masih butuh perbaikan dan pembangunan.
“Saya juga mempertanyakan alasan pemkot meminjam dana Rp2,05 triliun untuk memulihkan perekonomian pasca pandemi melalui megaproyek tersebut,” tambah Atang.
Lebih baik Pemkot memperbaiki Jembatan MA Salmun yang hampir roboh atau jalan amblas di Manunggal dan Darul Quran yang kerap mengalami banjir di Bogor Utara dan Cibadak, serta sarana dan prasarana lain, yang membutuhkan perbaikan.
Hal senada diungkapkan Anggota Fraksi PPP DPRD Kota Bogor, Akhmad Saeful. ASB-sapaannya mempertanyakan rencana pembangunan mega proyek pembangunan revitalisasi GOR Padjajaran yang tengah diajukan pembiayaannya ke pemerintah pusat.
Karena pengajuan pinjaman tersebut dilakukan di tengah pandemi Covid-19, sedangkan nilai pinjaman yang diajukan cukup fantastis 2,05 triliun.
Politisi PPP ini menjelaskan, seingatnya Wali Kota Bogor, Bima Arya menjanjikan program pembangunan pusat olahraga di setiap kecamatan. “Kami ingatkan saat pandemi covid-19 yang belum jelas endingnya gini mau ngutang?,” cetusnya.
Sedangkan jika pinjaman dari pemerintah pusat disetujui, tentunya masa pembayaran yang harus dilakukan Pemkot Bogor melebihi masa bhakti wali kota dan DPRD.
“Model persetujuannya seperti apa? Apa hubungan pemulihan ekonomi nasional paska pandemi dengan rencana pembangunan pusat perkantoran Pemkot dan revitalisasi GOR, seurgent itu kah,” ujarnya.
ASB juga mempertanyakan kajian pemulihan ekonomi Kota Bogor seperti apa. Karena, jika sebatas geliat pengerjaan proyek saja tidak menyentuh langsung ke masyarakat khususnya warga yang masuk kategori pra sejahtera. Selain itu, pembangunan dua megaproyek tersebut juga tidak dapat secara langsung dirasakan masyarakat.
Seharusnya Pemkot Bogor terbuka untuk memberikan informasi tersebut, baik kajian hingga rencana pengembangan GOR Padjajaran, bukan sudah ada master plannya baru diumumkan.
“Pembangunan GOR kan lebih utamanya untuk pembangunan olahraga baik olahraga prestasi maupun olahraga masyarakat, kaitan secara langsung terhadap pemulihan ekonomi perlu dikaji lebih lanjut, apakah di lokasi atau kawasan GOR tersebut ada pengembangan kawasan bisnis atau seperti apa,” paparnya.
Ia juga mendorong Pemkot Bogor berpikir ulang terkait pemanfaatan pinjaman tersebut untuk pembangunan yang berdampak pada masyarakat.
Di tempat terpisah, Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku enggan angkat bicara soal rencana pinjaman lunak melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pasca pandemi Covid-19 oleh Pemkot Bogor kepada Pemerintah Pusat melalui Kementrian Keuangan (Kemenkeu) sebesar Rp2,05 triliun. “Gak mau saya, ke pak wakil saja,” ujar Bima kepada wartawan di Suryakencana pada Kamis (27/8).
Sebelumnya, Pemkot Bogor tengah mengajukan pinjaman dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN). Pinjaman yang diajukan Pemerintah Kota Bogor untuk PEN kepada pemerintah pusat sebesar Rp2,05 triliun.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim mengatakan, Kota Bogor mengajukan pinjaman PEN sesuai dengan arahan yaitu melalui kegiatan untuk peningkatan dan pembangunan infrastruktur. Meski Pemkot Bogor mengajukan pinjaman lunak sebesar Rp2,05 triliun tetapi besaran yang bakal disetujui bakal bergantung pada persetujuan Kementerian Keuangan.
“Tergantung nanti besaranya berapa,” ujar Dedie kepada Radar Bogor, (24/8).
Dalam pengajuan pinjaman tersebut, kata dia, nantinya dana tersebut akan dimanfaatkan untuk pembangunan revitalisasi GOR Padjajaran dan kompleks Pemerintah Kota Bogor yang rencananya akan dibangun di Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur.
“Karena ada kesempatan pinjaman dari pemerintah pusat untuk peningkatan infrastuktur maka Pemkot Bogor sepakat untuk mengajukan pinjaman untuk GOR Padjajaran dan Komplek Pemerintahan,” ungkap Dedie.
Untuk sistem penggantian pinjaman ini, Dedie mengungkapkan jika nantinya setiap tahun dana alokasi umum (DAU) akan dipotong secara otomatis, hal itu dilakukan agar tidak membebankan keuangan daerah. “Jadi selama 10 tahun DAU Kota Bogor dipotong untuk membayar pinjaman lunak sesuai dengan nilai transfer daerah,” jelasnya.
Seperti diketahui, sejak tahun 2019 Pemkot Bogor sudah membuat grand disain untuk merevitalisasi Gor Pajajaran menjadi Stadion Pajajaran dengan memanfaatkan lahan seluas 8 ha.
Saat ini GOR Pajajaran memiliki fasilitas stadion utama dengan kapasitas 5.000 penonton, juga terdapat lapangan sepak bola sebagai tempat latihan, saat ASIAN Games, lintasan atletik, kolam renang, juga terdapat hall Indor A dan Hall Indor B. “Fasilitas lainnya terdapat bangunan wisma atlet, dan Ex perpustakaan,” tutupnya.(ded)