CISARUA–RADAR BOGOR, Ratusan gajah di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua Bogor mengikuti tes swab menggunakan metode trunk wash, Senin (17/8/2020).
Pemeriksaan rutin ini dilakukan guna mengetahui kesehatan pada paru-paru gajah sumatra yang dimiliki TSI.
Juga, dalam memperingati World Elephant Day atau Hari Gajah Sedunia yang ditetapkan oleh Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), pada 12 Agustus 2012.
”Adapun PBB menetapkan hari tersebut mengingat keanekaraga man hayati dunia yang semakin lama semakin terancam punah,” ungkap Direktur TSI, Jansen Manansang kepada media.
Jansen mengatakan, Indonesia sebagai negara megabiodiversity memiliki banyak satwa-satwa endemic, salah satunya gajah sumatra yang tersebar di Aceh, Sumatra Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, dan Lampung.
Spesies gajah sumatra sangat terancam dan dilindungi oleh pemerintah karena populasinya yang terus menurun.
Jansen menceritakan, pada 1985 tercatat populasi gajah sumatra sebanyak 4.800 ekor. Kemudian pada 1993, populasinya semakin menurun dan ter catat hanya sekitar 4.000. Hingga di tahun 2000, populasi gajah sumatra hanya tersisa 2.400 hingga 2.800 ekor.
Menurutnya, TSI sebagai pionir dalam konservasi gajah sumatra di Indonesia turut serta bersama pemerintah dalam upaya pelestarian gajah melalui kegiatan Operasi Ganesha.
”Adapun latar belakang operasi ini adalah adanya konflik antara manusia dan gajah di Air Sugihan, Sumatra Selatan,” paparnya.
TSI juga mendirikan rumah sakit gajah pertama di Indonesia yang dibangun di Taman Nasional Way Kambas Lampung dan klinik gajah pertama di Taman Nasional Tesso Nilo Riau.
Hingga saat ini, TSI memiliki jumlah populasi gajah Sumatra terbesar di Indonesia, bahkan di dunia dengan total sebanyak 113 ekor.
”Diharapkan dengan adanya peringatan Hari Gajah Sedunia di TSI Bogor sejak 16 hingga 23 Agustus ini, dapat mengajak masyarakat agar lebih peduli dan sadar supaya satwa di Indonesia jangan sampai punah, khususnya gajah sumatra,” pungkas Jansen. (rp1/c)