Peserta Lolos SBMPTN Wajib Registrasi Ulang

Ilustrasi

JAKARTA-RADAR BOGOR, Sebanyak 167.653 orang dinyatakan lulus seleksi pada 85 perguruan tinggi negeri (PTN) se-Indonesia kemarin (14/8). Jumlah tersebut merupakan hasil seleksi dari 702.420 pendaftar dalam Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK)-Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2020.

Ketua Umum Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) M. Nasih mengungkapkan, peserta yang lulus seleksi itu belum tentu diterima masuk di perguruan tinggi negeri (PTN) yang dituju. Sebab, masih ada beberapa tahapan yang perlu dilewati.

Salah satunya daftar ulang dengan sejumlah persyaratan yang harus diikuti. ’’Persyaratan ini ditentukan oleh PTN masing-masing,’’ ujarnya dalam konferensi pers secara daring kemarin (14/8).

Dia meminta peserta yang lolos untuk benar-benar melakukan pengecekan terkait dengan waktu, persyaratan, hingga biaya di setiap laman resmi PTN yang dituju. ’’Seumpama salah baca jadwal daftar ulang, meski lulus SBMPTN tapi gak bisa daftar ulang, ya tidak lolos,’’ jelasnya.

Dia juga berpesan, mahasiswa dari keluarga tidak mampu namun non penerima kartu Indonesia pintar (KIP) tidak perlu berkecil hati. Calon mahasiswa bisa langsung menghubungi tempat PTN penerima untuk kemudian bisa difasilitasi mendapatkan bantuan kuliah.

Dari data LTMPT, jumlah peserta lolos yang merupakan pemilik nomor pendaftaran KIP kuliah mencapai 44.554 orang. Sedangkan peserta reguler 123.099 orang.

’’Kita tidak ingin peserta lolos terus ada masalah ekonomi jadi tidak bisa lanjut,’’ kata rektor Universitas Airlangga (Unair) tersebut.

Selanjutnya, Nasih menjelaskan, ketentuan kelulusan itu sepenuhnya berada di tangan para rektor PTN yang diputuskan melalui rapat maraton pada 10–12 Agustus. Pihaknya hanya berkewajiban melakukan seleksi dan memberi skor dari hasil ujian yang dilaksanakan.

Berdasar catatan LTMPT, lanjut dia, standar deviasi dari ujian kali ini relatif sangat kecil. Artinya, ada homogenitas dari para peserta. ’’Dalam arti lain, peserta punya nilai-nilai yang tidak jauh beda. Bahkan tidak jarang sama,’’ paparnya.

Lebih detail, Nasih memaparkan mengenai statistik penerimaan UTBK-SBMPTN. Tahun ini distribusi peminat paling tinggi berada di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Jumlah pendaftar di sana mencapai 62.507 orang. Disusul Universitas Brawijaya (UB) 61.743 orang dan Universitas Padjadjaran (Unpad) 56.446 peserta.

Untuk keketatan yang terjadi, sejumlah jurusan sukses menjadi rebutan karena daya tampung yang terbatas. Pada prodi saintek, keketatan Teknik Informatika Unpad menjadi yang tertinggi dengan 2.465 pendaftar dan kuota hanya 32 kursi.

Diikuti Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Diponegoro (Undip) dengan 464 peserta dan kuota yang diterima 8 orang serta Kedokteran UGM dengan 3.565 pendaftar dan kuota 62 orang.

Sementara itu, untuk prodi soshum, keketatan tertinggi berada di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI) dengan jumlah pendaftar mencapai 2.988 orang, sedangkan yang diterima hanya 24 orang.

Disusul Ilmu Hubungan Internasional UI dengan 1.627 pendaftar dan hanya 18 orang yang diterima. Lalu, ada Ilmu Komunikasi Unpad yang hanya memiliki kuota 36 kursi, namun jumlah pendaftar mencapai 3.134 orang.

Nah, peserta yang lolos maupun tidak bisa mengunduh sertifikat untuk mengetahui nilainya hari ini (15/8) di laman LTMPT. Sertifikat itu bisa digunakan untuk mendaftar seleksi mandiri di sejumlah PTN yang masih buka.

’’Semangat buat yang belum lulus. Masih banyak peluang di tempat lain, baik di jalur PTN maupun PTS yang tidak kalah kualitasnya,’’ ungkapnya.

Hal yang sama diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ainun Na’im. ’’Masih banyak kesempatan. Tidak hanya di perguruan tinggi negeri (PTN), namun juga perguruan tinggi swasta (PTS),’’ tutur guru besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada tersebut.(JPC)