Tunggu Izin, Uji PCR RSUD Kota Bogor Bakal Menyasar Tempat Umum

Ilustrasi Swab Test

BOGOR-RADAR BOGOR, Pemerintah Kota (Pemkot) bakal menyasar tempat umum untuk melakukan uji polymerase chain reaction (PCR) atau test swab.

Terlebih, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor meresmikan alat polymerase chain reaction (PCR). Alat itu, segera beroperasi usai pengajuan izinnya disetujui Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar).

Wali Kota Bogor, Bima Arya mengaku bangga, bertepatan hari ulang tahun ke 6 RSUD Kota Bogor sekaligus mengumumkan kepada publik bahwa laboratorium PCR siap beroperasi.

Dengan begitu Pemkot Bogor bisa mengejar 11.000 tes swab atau usap, mengikuti standar WHO. Dan saat ini sudah mencapai 8.400 orang yang dilakukan test usap secara acak di Kota Bogor.

Bima menargetkan satu bulan selesai, apalagi PCR itu mampu mempercepat uji spesimen Covid-19 di Kota Bogor yang sedang mengalami peningkatan kasus positif Covid-19. Sebab, secara kapasitas, PCR tersebut dapat memeriksa sebanyak 300 sampel per hari.

“Satu alat 98 sampel setiap putaran. Satu bulan lagi selesai. Apalagi kalau sudah ada. Ini prosesnya kita percepatan. Ya, mudah-mudahan minggu depan dioperasikan,” ucapnya.

Politisi PAN itu mengaku jika peningkatan kapasitas untuk melakukan PCR. Dinas Kesehatan Kota Bogor juga sudah menempatkan itu melalui Labkesda Kota Bogor dan saat ini RSUD Kota Bogor. Karena pandemi Covid-19 tak bisa selesai dalam waktu dekat.

“Kita gak mau mengotak-atik angka. Bisa saja tesnya positif, yang positif juga sedikit. Tapdi kota Bogor lebih baik test banyak, kelihatan positifnya banyak tetapi warga banyak yang selamat,” katanya.

Selain itu, Pemkot Bogor dapat mengakselerasi mitigasi infeksi. Sehingga ketika ada satu orang ketahuan positif, Detektif Covid-19 langsung bergerak.

“Ada tracing kontak, unit lacak, dan unit pantau gitu. Jadi satu positif 2×24 jam langsung Tim Detektif Covid-19 ini menetapkan orang yang dinyatakan orang dalam pemantauan itu. Jadi membuat sistem ini bekerja. Kalo testnya sedikit sistem ini gak maksimal,” ucapnya.

Kedua, Bima Arya meminta agar masyarakat betul-betul menerapkan protokol kesehatan. Ia mengimbau agar warga tak abai, agar terhindar dari Covid-19.

“Saya merasakan waktu itu. Ketat sekali. Bahkan saya dimarahin. Pak wali gak boleh keluar, ke teras, kenapa? Karena airbone. Kemudian dirawat Dokter Koko, WHO meralat jadi sudah boleh keluar. Tapi itu artinya protokol kesehatan diperhatikan. Walaupun sekarang banyak debat,” ucapnya.

Menurut dia, dengan adanya penularan virus Covid-19 di beberapa rumah sakit, Bima meminta untuk memastikan protokol kesehatan harus berjalan baik di RSUD Kota Bogor.
“Tapi apapun itu tetap resiko sangat besar,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno menjelaskan, saat ini terjadi peningkatan kasus klaster keluarga, perkantoran dan imported cases atau penularan dari luar kota. “Angkanya cukup tinggi berada pada 34 persen,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir di Kota Bogor mengatakan, alat PCR saat ini dalam proses pengajuan perizinan. Ilham menguraikan, Pemprov Jabar akan melakukan penilaian kelayakan PCR itu. Bila layak, Ilham menjelaskan, RSUD Kota Bogor bisa secepatnya mengoperasikan alat tersebut.

Sembari menunggu proses perizinan, Ilham menjelaskan, pihaknya terlebih dahulu meresmikan Laboratorium PCR di RSUD. Peresmian itu, akan dilaksanakan bertepatan dengan ulang tahun RSUD Kota Bogor yang jatuh pada 7 Agustus 2020. “Mudah-mudahan secepatnya dapat beroperasi. Karena (PCR) ini kebutuhan,” jelasnya.

Ilham menjelaskan, PCR itu mampu mempercepat uji spesimen Covid-19 di Kota Bogor yang sedang mengalami peningkatan kasus positif Covid-19.

Sebab, secara kapasitas, PCR tersebut dapat memeriksa sebanyak 300 sampel per hari. “Satu alat 98 sampel kalitiga lah. Jadi sehari itu bisa 200-300 sampel. Jadi sangat mempercepat uji,” tukasnya.(ded/c)