Heboh, Pelanggan 900 VA Dapat Tagihan Listrik Hingga Rp 19 Juta

Ilustrasi Tarif Listrik

MAKASSAR-RADAR BOGOR, Tagihan listrik pelanggan 900 VA yang mencapai Rp 19 juta membuat heboh media sosial.

Hal itu salah satunya diungkap akun Facebook S.O.A yang mengunggah tangkapan layar curhatan seorang pelanggan lewat akun Twitter @ummudaardaa.

Dalam tangkapan layar itu tampak seorang pelanggan menyampaikan protes dengan menampilkan bukti tagihan dari PT PLN (Persero).

Di bukti tagihan itu tampak nominal tagihan mencapai Rp 19 juta yang disertai oleh cap PLN.

Saat dikonfirmasi, Manajer PLN UP3 Makassar Selatan Raditya Hari Nugraha mengakui jika tagihan berasal dari pelanggannya.

Dia menjelaskan, bengkaknya tagihan listrik karena pelanggan selama ini tidak membayar listrik berdasarkan pemakaian riilnya.

Hal itu bisa terjadi karena pencatat meter tidak menjalankan tugasnya secara benar.

Dia mengatakan, mitra PLN yang mempekerjakan pencatat meter itu pun sudah memberhentikan pekerja tersebut.

“Jadi saya perlu jelaskan bahwa memang pelanggan ini atas nama Tumiran sudah pernah melakukan komunikasi di bulan Juli. Waktu di bulan Juli kami punya petugas pencatat meter itu sampai rekening Juni kemarin kami belum mendapatkan angka riil pemakaian selama ini,” jelasnya kepada detikcom, Rabu (5/8/2020) malam.

“Memang perlu kami sampaikan case kebetulan kami memiliki petugas pembaca meter ini bermasalah sehingga kemarin sempat dikeluarkan dari pihak mitra kami juga,” tambahnya.

Setelah itu, pencatat meter yang baru pun menjalankan tugasnya. Setelah itu, ditemukan adanya selisih pemakaian listrik yang menumpuk dalam pencatatan.

“Kemudian dari situ dilakukan proses rekening ternyata berdasarkan invoice yang selama ini dibayar pelanggan dan stand-nya tadi memang ada selisih atau kami biasanya menyebut kWh-nya menumpuk diakibatkan tadi memang dari pencatat meter sebelum diganti itu ada masalah sehingga dia tidak melakukan pencatatan dengan benar,” terangnya.

Dia menerangkan, penumpukannya pun cukup panjang yakni mencapai dua tahun.

Sejalan itu dia menuturkan, berdasarkan informasi pelanggan tagihan listrik per bulannya biasanya sekitar Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu.

Meski begitu, dia bilang, berdasarkan pemakaian sesungguhnya untuk di bulan Juli tagihannya sebenarnya Rp 800 ribu.

“Itu yang sebenarnya menyayangkan karena kejadian sudah terjadi. Sebelumnya petugas tadi sudah di-punishment dan memang dikeluarkan dari mitra kami jadi sudah tidak tergabung mitra kami,” katanya.

Dia mengatakan, pihaknya tengah mencari solusi untuk menyelesaikan masalah ini dengan pelanggan.

“Kami sedang melakukan proses penyelesaian belum ketemu sehingga mungkin dari anak beliau akhirnya muncul di Twitter, tapi sebenarnya sudah pernah dikomunikasikan Juli kemarin,” terangnya. (dtk/ysp)