25 radar bogor

Sulam Alis

Saat itu Bank Bali masih punya tagihan ke BPPN: Rp 900 miliar. Itulah uang milik Bank Bali yang dulu dipinjamkan ke bank lain atas anjuran BI –agar Bank Bali tidak menempatkan uang lagi di BI.

Untuk menagih yang itulah sulitnya bukan main. Ada saja alasannya. Termasuk karena Bank Bali dianggap terlambat melaporkan peminjaman uangnya ke bank lain. Di situlah Djoko Tjandra turun tangan. Djoko mengaku punya banyak kenalan di dalam pemerintahan. Mulai Jaksa Agung Baramuli sampai politikus Setya Novanto.

Mereka memberikan gambaran tagihan itu akan cair dalam 1 minggu. Ternyata tidak. Pun setelah dua minggu. Karena itu Rudy Ramli tidak mau menyerahkan surat tagihan ke Djoko Tjandra. Soalnya Djoko Tjandra juga belum memberikan jaminan surat berharga sebesar nilai tagihan. Kontrak cassie dengan Djoko Tjandra pun berakhir dengan gagal tagih.

Setelah itu banyak sekali pihak yang ingin membantu Bank Bali untuk menagihkannya. Masing-masing dengan motif mendapatkan bagian yang besar.

Suatu saat Djoko Tjandra menghubungi Rudy Ramli lagi. “Uangnya siap cair, agar surat tagihan diserahkan,” ujar Rudy menirukan pembicaraan saat itu. Benar saja uang itu masuk Bank Bali. Senilai Rp 900 miliar.

Begitu uang sudah masuk ke rekening Bank Bali, Rudy Ramli kabur ke luar negeri. Tidak ada yang bisa mengontaknya. Tapi situasi membuat Rudy Ramli menyerah. Djoko Tjandra minta bagian Rp 500 miliar. Rudy Ramli tidak berkutik. Ia ingin selamat.