SMA Plus PGRI Cibinong Bantah Gelapkan Dana Siswa

Ilustrasi

CIBINONG-RADAR BOGOR, SMA Plus PGRI Cibinong mendapat banyak komplain dari orang tua siswa kelas XII. Pasalnya, mereka diduga menggelapkan dana tur yang tak jadi dilakukan karena pandemi Covid-19.

Kepala SMA Plus PGRI Cibinong, Basyarudin Thayib membantah komplain tersebut. Bahkan, mereka sendiri terkejut melihat somasi para orang tua yang bakal berlanjut ke ranah hukum. Ia sekaligus kecewa dengan komitmen para orang tua bersama pengacara yang sempat ingin menyelesaikan secara kekeluargaan.

Pada kenyataannya, komplain-komplain itu telah menyebar melalui media televisi. Padahal, para orang tua beserta pengacaranya telah mendapatkan penjelasan selengkap-lengkapnya dari pihak sekolah. Setelahnya, mereka sepakat untuk menyelesaikannya secara kekeluargaan.

“Tidak benar kalau sekolah tidak ingin menyelesaikan masalah ini. Kami sudah kirimkan surat edara ke orang tua, empat halaman, yang isinya menjelaskan sedetail-detailnya permasalahan tersebut,” bebernya melalui kanal Youtube resmi SMA Plus PGRI Cibinong, Selasa (28/7).

Bahkan, ia mengklaim pihak sekolah juga telah menyiapkan pilihan bagi orang tua yang kecewa itu. Diantaranya dengan meminta solusi atas permasalahan uang study tour yang sebagian besar sudah terserap tersebut. Solusi pertama, mengangsurkan proposal yang merincikan pengembalian dana yang tersisa.

“Kami nyatakan bahwa apabila pihak orang tua sependapat dengan proposal yang diajukan sekolah, maka silakan datang ke sekolah untuk mencairkan dana sesuai dengan tabel yang kami buat di dalam surat itu. Bagi yang tidak setuju dan akan melanjutkan proses hukum, kami siap mengikuti langkah berikutnya,” tegasnya.

Ia pun mengklaim, sudah ada sekira 400 orang tua yang menyetujui pengembalian uang. Itu dibuktikan melalui surat pernyataan yang ditandatangani setelah mengambil dana tersebut.

Oleh karena itu, pihak sekolah juga membantah jika ada yang menyebut-nyebut mewakili 645 orang tua murid untuk melakukan somasi. Padahal, sekira 400 orang sudah mengambil kembali uang itu.

Sebagian dana tur itu juga telah terpakai pada persiapan sebelumnya. Mulai dari persiapan bus, hotel, hinga objek wisata. Sebagian uang telah dibayarkan kepada rekanan itu karena untuk mengoptimalkan pelayanan study tour. Pembayaram berkisar dari September, Desember, hingga Januari 2020.

“Pembayaran ini adalah sesuai dengan ketentuan dari masing-masing perusahaan rekanan tersebut. Sedangkan, yang dibayarkan seminggu sebelum pemberangkatan hanya kaos study tour yang sudah dibagikan,” terangnya lagi bersama beberapa guru lainnya.

SMA Plus PGRI sendiri menjelaskan secara rinci komplain orang tua bersama pengacara itu sedetail-detailnya melalui kanal Youtube. Penjelasan itu berdurasi sekira 47 menit. Kendati demikian, mereka menutup fitur komentar di video yang ditonton 4.000 kali itu. (mam)