Anak Hebat, Anak Panca Karsa

Asep Saepudin

BOGOR – RADAR BOGOR, Tidak seperti biasanya. Peringatan Hari Anak Nasional kali ini sangat berbeda, terkesan sederhana dalam serba keterbatasan gerak dan waktu.

Namun, semua ini tidak mengurangi esensi dan khidmatnya acara. Peringatan Hari Anak Nasional sudah biasa setiap tahun diselenggarakan secara meriah dan terbuka yang melibatkan perwakilan seluruh anak dari berbagai daerah di Indonesia.

Begitu pun di Kabupaten Bogor, Peringatan Hari Anak dilaksanakan secara sederhana dengang media daring online yang menampilkan perwakilan anak dari tiap kecamatan dan lembaga-lembaga yang menaungi pengurusan dan perlindungan anak seluruh Kabupaten Bogor.

Peringatan ini mencerminkan masih adanya kepedulian dan perhatian tersendiri terhadap nasib anak-anak di Bumi Tegar Beriman ini.

Sebagaimana kita maklumi bersama, permasalahan anak di Bogor cukup ruwet dan komplek. Sebagai penyangga ibu kota, tidak sedikit ditemukan kasus-kasus kekerasan pada anak.

Jika berkaca ke belakang, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyebut Kabupaten Bogor sebagai wilayah yang termasuk zona merah kasus kekerasan terhadap anak. Kabupaten Bogor masuk kategori darurat kekerasan anak.

Catatan Komnas PA pada 2016 terjadi 625 kasus dan dalam skala nasional paling dominan kasus kekerasan anak terjadi di wilayah Jabodetabek. Trennya selalu naik. Bogor memasuki zona merah bersama Jakarta dan Bekasi. (detiknews,8/3/2017)

Selama semester I 2019 saja, jumlah korban kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Bogor cenderung meningkat. Jika tahun sebelumnya jumlah korban mencapai 25 orang dan di enam bulan berikutnya angkanya mencapai 15 orang. (inilah.com,16/7/2019).

Itu yang mencuat dan muncul di permukaan. Mungkin boleh jadi angkanya akan sangat mencengangkan jika ada penelitian yang mendalam dengan melakukan penelusuran ke daerah-daerah rawan anak.

Untuk menjawab keprihatinan tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor menawarkan sejumlah solusi melalui Program Panca Karsanya.

Program Pancakarsa tersebut, yaitu Karsa Bogor Membangun, Karsa Bogor Cerdas, Karsa Bogor Sehat, Karsa Bogor Maju dan Karsa Bogor Berkeadaban. Semua itu untuk mencapai Kabupaten Bogor yang termaju, nyaman dan Berkeadaban.

Pertama Bogor Membangun, meliputi Pemanfaatan infrastruktur jalan dengan prioritas betonisasi, penuntasan rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH), satu kecamatan satu taman/ruang terbuka hijau dengan fasilitas internet gratis.

Bogor Cerdas, meliputi sarana dan operasional pendidikan gratis melalui Kartu Bogor Cerdas, sertifikasi daerah dan insentif untuk guru honorer, termasuk guru Madrasah dan guru PAUD.

Bogor Maju, meliputi peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik dalam rangka optimalisasi layanan public, penciptaan Iklim Investasi yang nyaman dalam rangka perluasan lapangan kerja, penanggulangan masalah pengangguran dan kemiskinan melalui pengembangan permodalan dan pemasaran bagi wirausaha baru, UMKM serta pengembangan industri pariwisata berbasis masyarakat, dan pemberdayaan petani dengan bantuan permodalan melalui kartu tani.

Selanjutnya Bogor Sehat yang meliputi Pelayanan kesehatan gratis melalui Kartu Bogor Sehat, pembangunan dan peningkatan fasilitas pelayanan RSUD, pengembangan puskesmas rawat inap di setiap kecamatan, dan peningkatan kesejahteraan pelaku layanan sosial dan kesehatan.

Kemudian Bogor Beradab, meliputi peningkatan bantuan operasional pesantren, masjid, mushola, ormas islam dan majelis ta’lim dan mengoptimalkan islamic center, peningkatan Insentif bagi para pelaku pembangunan RT/RW, amil, linmas, kader posyandu, marbot dan guru ngaji dan peningkatan Kerukunan hidup antar umat beragama. (pojokbogor,31/12/2018)

Jika melihat gambaran dari kelima karsa tersebut, sudah sangat relevan apa yang sudah diprogramkan dengan upaya peningkatan perlindungan anak di Kabupaten Bogor.

Dengan Bogor Membangun, tentu pembangunan tersebut harus mengutamakan ruang-ruang publik yang ramah anak. Bogor Cerdas sebagai upaya menjamin hak anak dalam pemenuhan pendidikan, wawasan, kecakapan, keterampilan dan pemenuhan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi anak.

Bogor Maju sebagai upaya nyata memajukan anak-anak dengan terjaminnya segala fasilitas penunjang kebutuhan anak. Bogor Sehat sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam menjamin kesehatan warganya, tentu anak-anak harus jadi prioritas.

Dan Bogor Berkeadaban merupakan upaya membangun mentalitas jiwa yang kuat dan tangguh secara spiritual disamping upaya-upaya pembangunan yang bersifat fisik lainnya.

Tentu hal-hal tersebut harus ditunjang dengan optimalisasi peran-peran lembaga dan dinas-dinas yang ada kaitannya dengan urusan anak. Juga tentu harus diperkuat dengan payung hukum yang jelas dan khusus terkait perlindungan anak, yaitu untuk segera dilahirkannya Perda tentang Perlindungan Anak di Kabupaten Bogor.

Peringatan Hari Anak kali ini tentu harus dijadikan momentum untuk kembali memantapkan program-program perlindungan anak di Kabupaten Bogor ini.

Yang juga tidak kalah pentingnya adalah optimalisasi peran dan fungsi keluarga dalam melindungi anak. Sebagaimana yang disampaikan Ibu Bupati, keluarga sebagai benteng utama dan pertama untuk melindungi anak dari tindakan kekerasan dan terpenuhinya hak anak. Maka, dalam menjalankan fungsinya, kedudukan keluarga sangat berharga bagi tumbuh kembang anak.

Selamatkan anak bangsa dari penyimpangan dan tindak kekerasan. Selamat Hari Anak Nasional. Anak terlindungi, Indonesia maju. Dengan Panca Karsa, kita wujudkan Kabupaten Bogor ramah anak. (*)

 

Asep Saepudin

* Sekretaris Pusat Kajian Gender-Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Visi Nusantara

* Ketua Bidang Dakwah dan Kajian Keagamaan Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat