Guru Akui Banyak Siswa Tak Bisa Belajar Daring

Kepala SDN Tajur II, Dedeh Sukaesih.

CITEUREUP-RADAR BOGOR, Para tenaga pendidik di wilayah timur Kabupaten Bogor sebagian masih kebingungan dengan sistem Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) saat ini.

Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19 ini sistem KBM di sekolah akan berubah daring. Sebagian kebingungan lantaran masih banyak warga di Kecamatan Citeureup, Kakabupaten Bogorm memiliki perekonomian lemah.

Seperti diakui Kepala Sekolah SDN Tajur II Desa Tajur, Dedeh Sukaesih. Dia mengaku, sebagian siswanya masih dipinjamkan beberapa buku pelajaran yang berisi sejumlah tugas.

“Harus diantisipasi seperti itu karena tidak semua siswa memiliki perlengkapan untuk mengikuti sistem daring,” katanya, kemarin. (16/7).

Dia menyebut selain tugas di buku yang dipinjamkan dari sekolah, sebagian lagi harus berupaya dapat mengikuti sistem KBM daring dengan singgah ke tempat siswa lain yang memiliki perlengkapan. “Jadi kami juga minta agar berusaha ke rumah temannya (siswa) biar bisa ikut daring,” ujarnya.

Bagi dia hal ini lantaran perekonomian masyarakat masih rendah sehingga untuk membeli perlengkapan daring seperti handphone kemungkinan sangat kecil.

“Buat beli kebutuhan pokok saja kadang sulit. Kalau saya punya gaji 100 juta perbulan mungkin saya akan bantu belikan masing-masing siswa. Tetapi inikan engga. Untuk bangunan rusak saja masih nunggu pemerintah. Kalau tidak saya sudah bangun sendiri saja,” tegasnya.

Sebelumnya, usulan perbaikan bangunan kelas SDN Tajur II mangkir selama lima tahun. Hal tersebut lantaran usulan tak mendapatkan respon seperti ini telah terjadi sejak 2015 ketika pihaknya meminta perbaikan bangunan ruang kelas.

“Hampir seluruhnya rusak. Sudah kami upayakan. 2015 kami buatkan syarat pengajuannya. Tapi nihil,” ujarnya.

Dia menggaris bawahi pengajuan sejak 2015 adalah usulan pembangunan rehabilitasi ruang kelas termasuk rusak berat dan sanitasi air bersih yang juga diperbarui kembali pada tahun ini.

Alasannya, lanjut dia, lantaran tak mendapatkan respon apapun terkait diterima atau tidaknya usulan tersebut. “Kami buatkan kembali. Mungkin sekolah dasar di Citeureup dengan kondisi seperti ini ya hanya kami saja,” lirihnya.

Sementara dia juga berharap tahun ini dan depan SDN Tajur II mendapatkan haknya. Sehingga anak-anak di timur kabupaten ini, dapat lebih layak pula menjalani proses pembentukan karakter sejak dini. “Kami berharap agar dapat direalisasikan. Ini sudah terlalu lama dibiarkan,” tandasnya.

Sementara, Kepala Seksi Sarpras SD Disdik Kabupaten Bogor, Deddy Syarifudin mengungkapkan pihaknya tidak dapat berbuat apa-apa terkait realisasi usulan tersebut. Sebab, kata dia, pihaknya hanya sebagai eksekutor. “Jadi diusulkan dulu melalui pemerintah setempat. Misalnya di Musrenbang,” ungkapnya.

Belum lagi, dia mengaku, terkait hal seperti itu di situasi seperti sekarang ini kecil kemungkinannya dapat terealisasi. Ditambah, sambungnya, Disdik Kab. Bogor tak memiliki dana untuk yang satu ini. “Kalau kami tidak ada untuk yang ini,” singkatnya.(reg)