25 radar bogor

Yane Ardian

Oleh Hazairin Sitepu

Dua momen selalu ada dalam kehidupan rumah tangga: bahagia dan menjengkelkan. Isteri lebih cepat mengingat momen-momen menjengkelkan dengan suaminya dan cenderung melupakan  momen-momen bahagia.

Ada pula dua kekerasan dalam rumah tangga: verbal dan fisik.  Kekerasan verbal dapat mengakibatkan terjadinya kekerasan fisik. Inilah sebabnya kehidupan suami-isteri dalam banyak rumah tangga menjadi disharmoni.

Itulah kira-kira pendapat Yane Ardian yang saya sarikan dari percakapan di Bang HS TV.  “Isteri harus menghindari melakukan kekerasan verbal kepada suami. Karena itu dapat mengakibatkan kekerasan suami kepada ister,” kata Yane dalam podcast  8,08 menit itu. (lengkapnya lihat Cantik dan Pintar Isteri Walikota di channel YouTube Bang HS TV )

Yane Ardian Rachman adalah isteri Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto. Dialah inisiator sesungguhnya sekaligus pendiri Sekolah Ibu di Kota Bogor.  Sudah lebih dari delapan ribu orang yang menjadi alumni sekolah itu setelah didirikan dua tahun lalu. “Isteri harus selalu positive thingking kepada suaminya,” katanya.

Mendirikan sekolah ibu–yang dikelola secara informal itu– bukanlah hal yang kecil. Ibu yang dimaksud adalah para isteri. Ibu dalam hal ini tidak saja berperan sebagai isteri, tetapi ia adalah guru dalam rumah tangga. Ia adalah manager rumah tangga. Ia adalah cermin besar bagi anak-anaknya.

Saya sering bertemu Yane di beberapa kesempatan dia mendampingi suaminya menghadiri acara-acara di Kota Bogor.  Dua kali bersama Yane dalam waktu yang lama. Pertama ketika saya mengajaknya ikut dalam gerakan membuat lubang resapan biopori di Taman Kencana. Waktu itu Yane datang dengan membawa ibu-ibu dari PKK dan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia.

Kedua, ketika sama-sama menjadi juri gerakan BogorKu Bersih. Satu hari penuh. Mulai pagi sampai malam hari. Sampai selesai. Sampai hasil penilaiannya diserahkkan ke tim pelaksana. Kami adalah kelompok juri Kampung Tematik.

Saya mengenal Yane sebagai perempuan hebat. Pintar. Memiliki pandangan yang luas tentang bagaimana seharusnya keluarga berperan dalam keseluruhan aspek pendidikan anak.  Dalam pandangan Yane, keluarga adalah cikal-bakal negara. “Negara terbentuk dari kumpulan rumah tangga…Dan negara  terjadi karena penggabungan keluarga-keluarga menjadi suatu kelompok yang lebih besar…” (Aristoteles).

Pijakan berfikir Yane tentang pentingnya peran keluarga dalam satu negara memang dari teori Aristoteles itu.  Pada banyak kesempatan saya melihat Yane memerankan dirinya sebagai Yane sesungguhnya. Tidak jaim (jaga image) bahwa dia seorang isteri walikota. Bahwa dia seorang ketua penggerak PKK. Bahwa dia itu cantik. Tetapi dia apa adanya. Dan menjadi apa adanya itu adalah magnet investasi sosial yang tidak apa adanya.

Sangat menghargai pendapat orang lain dan tegas dalam bersikap. Itu tampak ketika tim juri rapat untuk memutuskan RT (rukun tetangga) mana yang mesti menjadi juara. Lalu, seharian kami para juri pergi ke empat lokasi yang berjauhan numpuk jadi satu di mobil Yane.

Saya memang beberapa kali mengundang dan mengajak Yane untuk bersama-sama dalam beberapa kegiatan. Termasuk gerakan biopori dan BogorKU bersih itu. Yane tidak pernah menolak.  Ia bahkan meninggalkan kegiatan rutinnya sebagai ketua penggerak PKK untuk menghargai undangan saya. Ia perempuan hebat.

Perempuan hebat itu tidak meninggikan dirinya karena jabatan, kekayaan,  kecantikan dan kemolekan tubuhnya, tetapi ia memiliki persepsi yang baik terhadap orang lain.  Tanggal 1 Juli hari ini Yane Ardian berusia 41 tahun. Selamat ulang tahun Yane. (*)

 (Hazairin Sitepu adalah wartawan senior Radar Bogor dan CEO dari perusahaan-perusahaan Radar Bogor Grup)