25 radar bogor

Warga Gunungputri Minta BBWS Bangunkan Tanggul

Kondisi rumah warga yang rusak akibat terdampak longsor
Kondisi rumah warga yang rusak akibat terdampak longsor

GUNUNGPUTRI-RADAR BOGOR, Dua pekan sudah pasca puluhan rumah di Desa Gunungputri, Kecamatan Gunungputri, rusak lantaran tebing di sekitar Sungai Cigede – Cileungsi longsor. Seperti diketahui longsor terjadi lantaran dipicu fenomena alam pergerakan tanah pada 25 Mei 2020 lalu.

Di tengah situasi seperti ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mau tidak mau seharusnya memberikan sedikit perhatian bagi 52 jiwa dari 15 Kepala Keluarga (KK) terdampak bencana tersebut.

Mendapat laporan dari Pemerintah Desa Gunungputri, Anggota FPKS FPRD Kabupaten Bogor, Achmad Fathoni mengungkapkan, selama dua pekan ini tidak ada tindakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) maupun Pusat terkait bencana tersebut. 

“Belum ada (bantuan) sementara bantuan until warga terdampak bencana ini masih dilakukan Pemerintah desa sejumlah donatur saja,” kata dia Kepada Radar Bogor, Minggu (7/6). 

Dia menuturkan, dalam waktu dekat ini Pemerintah setempat masih menunggu respon Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung – Cisadane (BBWSCC) untuk bertindak melakukan pembangunan tanggul di lokasi longsor. 

“Kami meneruskan laporan permohonan Pemerintah desa Kepada BBWSCC agar dibangunkan tanggul di lokasi longsor. Sementara menunggu itu dulu,” ujar dia. 

Pergeseran tanah yang terjadi di tepi sungai tersebut terus berlangsung seiring dengan derasnya arus sungai. Akibatnya, lanjut dia, pergeseran tanah terjadi sepanjang 500 meter dengan ketinggian kurang lebih 10 hingga 60 meter. 

Dia menguraikan awalnya permukiman warga berada di 40 meter dari bibir Sungai Cileungsi. Namun saat ini hanya menyisakan 35 meter dari bibir sungai besar itu. “Pergerakannya terjadi terus dan pembangunan tanggul betul-betul menjadi solusi yang sangay ditunggu saat ini,” ungkap dia. 

Dia mengaku saat ini Pemkab Bogor melalui DPKPP berencana membantu relokasi warga terdampak. Sebelumnya upaya tersebut hanya dilakukan oleh Pemerintah setempat. 

Pemprov Jabar, BBWS, dan Kementerian PUPR sangat dinantikan tindakan nyata terkait bencana yang mengancam puluhan nyawa warga Gunungputri ini. Sehingga nantinya, kata dia, pergerakan tanah yang terjadi tidak berlanjut sampai ke lain tempat atau meluas. 

Sebelumnya, Bedasarkan informasi yang dihimpun Radar Bogor, rumah petakan tersebut disewa per bulan dengan biaya sebesar Rp. 400 ribu per rumah. “Belum dapat kami pastikan pengungsian ini akan berlangsung berapa lama,” kata Kepala Desa Gunungputri, Daman Huri kepada Radar Bogor, kemarin (28/5). 

Dia menyebut fenomena pergerakan tanah itu sudah seringkali terjadi di lokasi yang sama yakni, sekitaran Tebing Sungai Cileungsi – Cigede. Perlahan, sambung dia, bibir tebing akan terus terkikis hingga kerusakan menyasar ke Jalan Raya Gunungputri. 

“Kemungkinan 10 atau 20 tahun ke depan jika tidak ada solusi dari pemerintah maka Jalan Raya Gunungputri bisa saja berganti menjadi Jembatan Gunungputri,” ujar dia. 

Dia berharap pemerintah dapat memberikan bantuan atau tindakan secara nyata dalam menyikapi musibah di tengah pandemi covid – 19 ini. 

Menurut dia, solusi yang paling tepat yaitu relokasi atau normalisasi pembangunan sekira satu kilometer dari tebing dengan ketinggian 100 meter.

“Tentunya pemerintah pusat ikut turun tangan. Kami juga meminta kepada warga terdampak untuk bersabar. Kami akan terus berupaya agar semua dapat kembali normal,” tukas dia. (reg)