
NANGGUNG-RADAR BOGOR, Warga di tujuh desa di Kecamatan Nanggung masih menunggu kejelasan terkait relokasi rumah yang dijanjikan pemerintah, akibat dampak dari bencana alam di Kabupaten Bogor awal tahun ini.
Pasalnya, hingga saat ini, belum ada kejelasan mengenai rencana pembangunan hunian sementara (huntara) untuk warga yang kini masih bertahan di pengungsian. Hal ini pun terus dibahasa dalam musyawarah pimpinan Kecamatan Nanggung (Muspika) bersama BPBD.
Camat Nanggung, Ae Saefulloh mengatakan, perencanaan rekokasi rumah yang terdampak bencana tanah longsor sampai hari ini masih dalam pembahasan serius di Pemerintah Kabupaten Bogor.
“Awalnya, rencana pembangunan relokasi akan dimulai sebelum puasa. Mengingat adanya wabah virus corona, sehingga mundur sampai kondisi aman,” kata Ae kepada wartawan, kemarin (5/6).
Ae juga menjelaskan, untuk sekarang, pemerintah masih melakukan persiapan pembangunan untuk tempat relokasi yang sudah diukur oleh BPN. Sementara titik-titik untuk lahan dan pembangunan pun sudah jelas. Tinggal menunggu realisasi dari pemerintah daerah saja. “Ya, mau gimana lagi, kita harus maklum, posisinya sekarang seperti ini, karena ada yang lebih penting dengan kondisi saat ini,” jelasnya.
Ia menambahkan, dari 10 desa di Kecamatan Nanggung, tujuh desa yang paling terdampak, diantaranya Desa Malasari, Nanggung, Bantarkaret, Curugbitung dan Desa Cisarua. “Saat ini masih ada warga yang bertahan di pengungsian, makanya pihak pemcam terus melakukan koordinasi dengan dinas dan Pemkab Bogor,” tambahnya.
Semenetara itu, salah satu warga korban bencana alam warga Kampung Rancabakti, Desa Nanggung, Kecamatan Nanggung yang masih masih tinggal ditenda, Atang (38) mengaku, dirinya tidak ada pilihan lain, selain menunggu kejelasan pemerintah untuk merelokasi warga ke tempat lain.
“Dengan segala keterbatasan, kami masih tinggal dirumah saudara bahkan ngontrak sambil menunggu kejelasan relokasi dari pemerintah setempat. Yang lainnya ada yang di tenda,” singkatnya. (nal/c)