25 radar bogor

Volume Sampah Berkurang Selama PSBB di Kota Bogor

Ilustrasi truk sampah
Ilustrasi truk sampah
Ilustrasi truk sampah

BOGOR-RADAR BOGOR, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Bogor, cukup dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Tak hanya dari sektor kesehatan, kebersihan lingkungan juga berdampak positif.

Dimana, volume sampah cenderung berkurang sekitar 100 ton perhari. Penurunan sampah disebabkan beralihnya sampah dari pusat-pusat perbelanjaan atau industri ke rumah. Meskipun, volume sampah sempat tinggi pada momen Hari Raya Idul Fitri lalu.

Dari data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor, rata-rata sampah yang diangkut dari Kota Bogor menuju tempat pembuangan akhir mencapai 500 ton per hari. Kepala DLH Deni Wismanto dalam keterangannya menuturkan, memang terjadi penurunan volume sampah dibandingkan sebelum dan sesudah penerapan PSBB.

Kata dia, pada masa sebelum berlaku PSBB, Januari volume sampah yang diangkut DLH mencapai 661 ton per hari, demikian juga dengan Februari mencapai 517 ton perhari.

“Terjadi penurunan pada masa PSBB Maret di angka 508 ton per hari, April 465 ton perhari, dan hingga minggu ke dua Mei, sampah yang terangkut hanya 480 ton per hari,”kata Deni

Deni menilai, berkurangnya volume sampah dikarenakan berkurangnya sampah-sampah dari pusat perbelanjaan dan industri atau rumah makan. Sebagian besar, sampah yang diangkut dari rumah-rumah.

“Memang ada peralihan saat pusat keramaian tidak beroperasi. Sebagian besar sampah lebih banyak dihasilkan dari rumah. Khususnya pada penerapan work from home,” paparnya.

Terpisah, Kepala Bidang Persampahan DLH Kota Bogor Dimas Tiko menjelaskan, sampah yang diproduksi paling banyak didominasi sampah rumahan yakni sisa makanan dengan komposisi 60 persen. sisa makanan, sayuran, hingga tumbuhan masuk pada kelompok ini.

Selanjutnya, sampah plastik menempati posisi kedua dengan 14 persen, kelompok ini terlihat lebih beragam mulai dari botol, kantong plastik, sedotan, dan berbagai kemasan yang berasal dari bahan plastik. Sisanya, terdapat sampah kertas, karet, logam dan sampah lainnya.

“Memang sampah rumahan lebih banyak menghasilkan sampah organik, ketimbang sampah nonorganik. Artinya, sebetulnya sampah rumahan lebih ramah ketimbang sampah yang dihasilkan dari mal, restoran, atau industri yang komposisinya terbalik 60 persen lebih banyak sampah non-organik,” kata Dimas.

Berbeda dengan sampah organik, sampah anorganik justru sulit untuk terurai. Sampah ini mencakup bahan plastik, kertas, karet, gelas dan bahan lain, yang tidak membusuk secara alami.

Namun, sampah jenis ini dapat didaur ulang dan digunakan kembali. Dengan karakteristik tersebut, maka sampah jenis ini memerlukan perlakuan khusus dengan memilahnya sejak awal dan dipisahkan dari sampah lainnya.

Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor akan mengevaluasi sistem persampahan, dan sistem pengangkutan sampah di kawasan strategis seperti pusat kota, pasar-pasar di Kota Bogor. “PSBB diikuti dengan perpindahan produksi sampah, dari kawasan publik ke rumah tangga. Namun, sejauh ini belum banyak rumah tangga memilah dan mengolah sampah yang mereka hasilkan,” tukasnya. (dka/c)