25 radar bogor

Sudah Matangkah Persiapan Pemerintah Melawan Covid -19?

Penulis : Deka Satya Ardaputra
Universitas Brawijaya Jurusan Ilmu Komunikasi

SUDAH hampir setengah tahun lamanya dunia dihadapkan dengan persoalan Covid-19 yang tak kunjung selesai.

Sejak kasus pertama yang terjadi pada Desember 2019 lalu, hingga kini angka kasus infeksi virus corona di dunia masih terus bertambah, meski ada penurunan kasus di sejumlah negara.

Hingga Jumat (15/5/2020) pagi, menurut data dari Worldometers, ada 4.519.939 kasus positif Covid-19, 303.024 korban meninggal dunia, dan 1.699.882 orang yang sembuh.

Bahkan organisasi Kesehatan dunia WHO, memberikan statement bahwa virus Corona mungkin tak akan pernah hilang walaupun vaksin sudah ditemukan, dan dunia harus bersiap menjalani kehidupan baru pasca pandemi.

Sementara di dalam negeri sendiri, pemerintah menyatakan bahwa masih ada penularan virus corona di masyrakat yang mengakibatkan kasus Covid-19 di Indonesia masih mengalami penambahan kasus

Menurut data yang masuk hingga Jumat (15/5/2020) pukul 12:00 WIB. Terdapat 490 kasus baru Covid-19 dalam satu hari. Penambahan ini menyebabkan total ada 16.496 kasus Covid-19 di Indoenesia sejak kasus pertama yang diumumkan Presiden pada 2 Maret 2020

Hal ini disampaikan oleh juru bicara pemerintah untuk penanggulangan virus Corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB Jakarta pada Jumat, 15 Mei 2020 sore.

” Pada kinerja hari ini kita mendapatkan kasus konfirmasi Covid-19 yang positif sebanyak 490 orang, sehingga totalnya menjadi 16.496 orang,”ujar Yurianto.

Dari 16.496 orang yang diklaim positif Covid-19, ada 16.272 orang yang diuji dengan pemeriksaan metode polumerase chain reaction (PCR) dan 224 orang dengan tes cepat molekuler (TCM).

Data yang sama juga memperlihatkan bahwa ada penambahan kasus sembuh sebanyak 285 orang yang sembuh dalam sehari, dengan demikian total ada 3.803 pasien Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh dari semua rumah sakit rujukan di Indonesia.

Namun Yurianto juga menyampaikan bahwa masih adanya pasien yang meninggal dunia setelah sebelumnya dinyatakana positif terjanngkin Covid-19 virus. Ada penambahan 33 pasien yang meninggal dalam kurun waktu dua hari pada 14-15 Mei 2020. Dengan demikian, total ada 1076 kasus kematian akibat Covid-19 sepanjang pencatatan Covid-19 di Indonesia.

Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka upaya pencegahan penyebaran virus corona masih dirasa mengalami banyak kekurangan dan ketidaksiapan yang secara tidak langsung diperlihatkan kepada rakyat.

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) melakukann riset mengenai sentiment public di Twitter tentang bagaimana kebijakan Jokowi dalam upaya menanggulangiCovid-19 .

Riset yang dilakukan oleh Indef menuai beberapa hasil diantaranya, kebijakan PSBB yang mana pertama kali diterapkan pada 31 Maret 2020 lalu dinilai gagal oleh masyarakat, pemerintah dianggap tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok masyarakat seperti, makanan dan kebutuhan pokok lainnya.

Yang kedua, kebijakan listrik gratis mendapatkan respon positif dari masyarakat

Yang ketiga, program asimilasi bagi beberapa tahanan dengan syarat tertentu mendapatkan paling banyak respon negative dari masyarakat. Pemerintah dinilai dalam membuat kebijakan terlalu terburu-buru dan tidak matang. Kebijakan ini dinilai dapat menciptakan keresehan publik.

Dan lebih jauh lagi pada 14 April 2020, sepuluh dari beberapa mantan narapidana yang diberikan asimilasi justru kembali tertangkap. Ada yang tertangkap karena mencuri, melakukan kekerasan, dan narkoba. Dari kesaksian para pelaku, dikatakan bahwa factor finansial yang berimbas pada kembalinya mereka melakukan Tindakan kriminal

Dan yang ke empat, kebijakan tentang mudik yang diterapkan pemerintah dianggap dalam pengimplementasiannya tidak tegas karena masih banyak pemudik yang tercatat lolos dari pengawasan petugas.

Dari riset yang dilakukan Indef, dapat dilihat bahwa kebanyakan dari masyarakat di Indonesia menganggap bahwa kebijakan yang dilakukan pemerintah terkait upaya penaggulangann Covid-19 diantarnya belum tepat dan dalam implementasinya juga tidak tegas. Selain itu pemerintah dianggap banyak memberikan informasi yang ambigu seperti pada kebijakan mudik.

Berdasarkan paparan diatas dapat menjadi point penting di mana :

  • Pemerintah dalam upaya penanggulangan serta pencegahan Covid-19 cenderung tidak siap dan terkesan tidak serius
  • Masih banyaknya kebijakan yang tidak tepat sasaran serta dalam implementasinya dirasa tidak tegas. (*)