25 radar bogor

Pemerintah Jamin Harga Gula Kembali Normal Sebelum Lebaran

JAKARTA-RADAR BOGOR, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjamin harga gula kembali normal sebelum hari raya. Sebab, upaya stabilisasi harga komoditas yang selalu diburu masyarakat pada masa Ramadan dan Lebaran tersebut berhasil. Sempat melambung ke angka Rp 18.000 per kilogram, kini harganya tercatat Rp 14.000 per kilogram.

Kemendag dan Satgas Pangan terus memperluas area operasi pasar dan berupaya menekan harga gula ke level harga eceran tertinggi (HET). Yakni, Rp 12.500 per kilogram. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menjanjikan harga gula stabil mendekati HET sebelum Lebaran.

“Saya menjamin sebelum Lebaran nanti harganya Rp 12.500 per kilogram. Di ritel modern di seluruh Indonesia, harga gula sudah sangat stabil sesuai HET,” katanya pada Sabtu (9/5). Untuk itu, Kemendag sudah berkoordinasi dengan para importer, peritel modern, dan distributor gula.

Langkah yang terbukti efektif untuk menurunkan harga, menurut Agus, adalah memangkas jalur distribusi. Selain itu, pemerintah menambah pasokan impor dan menugasi BUMN serta pihak swasta untuk mengolah gula mentah menjadi gula kristal putih.

Kemendag dan Satgas Pangan juga mengawasi seluruh gudang logistik agar tidak terjadi penimbunan dan spekulasi. Operasi pasar pun dilakukan dengan menggerojokkan puluhan ribu ton gula ke pasar rakyat di Jawa dan Sumatera.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Suhanto telah mengimbau seluruh produsen dan distributor gula di Indonesia untuk tidak menahan stok. Dia juga meminta seluruh ritel modern menyediakan gula dengan HET. Pemerataan distribusi, termasuk oleh Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), dilakukan melalui kerja sama dengan produsen yang bertugas mengolah raw sugar jadi GKP. Termasuk industri rafinasi.

Menurut Suhanto, pasar-pasar di DKI mendapatkan pasokan gula sejak 20 April lalu. Kegiatan itu diharapkan berlanjut di wilayah lain di Indonesia. Menurut dia, pemerintah juga menugasi beberapa BUMN untuk mengimpor GKP.

“Musim giling yang seharusnya jatuh pada akhir Mei diperkirakan terjadi pada akhir Juni. Artinya, gula petani baru akan masuk pada awal Juli,” jelasnya. Selain itu, kebijakan kunci sementara (kuntara) di beberapa negara pemasok membuat impor gula terkendala.

Sebelumnya, pemerintah menerbitkan izin impor gula rafinasi untuk kebutuhan industri makanan dan minuman. Sebanyak 250 ribu ton di antaranya lantas dialihkan untuk diolah menjadi gula konsumsi. (jpg)