25 radar bogor

Bhayangkara FC Klaim Mayoritas Klub Liga 1 Minta RUPS Luar Biasa

Para pemain Bhayangkara FC foto bersama sebelum laga melawan Persija Jakarta di Stadion PTIK, Sabtu (14/3/2020).

JAKARTA-RADAR BOGOR, COO Bhayangkara FC Sumardji menjelaskan hampir seluruh klub Liga 1 sepakat meminta kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk segera melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Dia mengakui, permintaan itu diluncurkan karena tidak adanya kepastian terkait kompetisi di Indonesia dan langkah apa yang disiapkan.

Walaupun sedang ada pandemi COVID-19 seperti saat ini, bukan berarti PT LIB berdiam diri dan tidak memberikan kejelasan ke klub. Sebab, sebelumnya, PT LIB melalui surat nomor 187/UB-COR/V-2020 pada tanggal 4 Mei 2020 meminta PSSI untuk menghentikan secara total Liga 1 dan Liga 2.
Baca Juga:

Istri Ketahuan Selingkuh, Suami Kalap Lantas Nekat Melakukan Perbuatan Terlarang

Selain itu, PT LIB juga akan memotong dana subsidi klub-klub Liga 1 dan Liga 2. Untuk Liga 1, dana subsidi yang awalnya dikucurkan Rp520 juta akan dipangkas menjadi Rp350 juta. Sementara itu, untuk Liga 2 dari semula Rp250 juta menjadi Rp100 juta.

Karena PSSI telah menolak skema dari PT LIB dan permintaan mereka, klub-klub sebagai pemegang saham pun meminta agar itu dijelaskan secara tegas kepada para pemegang saham.

“Untuk masalah RUPS Luar Biasa ini, kami semua dari Liga 1 sudah sepakat dan sudah mengirim surat kepada PSSI serta PT LIB agar RUPS Luar Biasa bisa segera dilaksanakan” kata COO Bhayangkara FC Sumardji.
Baca Juga:

Pria Pembuat Video Salat Sambil Joget Dugem Pakai Mukena Itu Akhirnya Ditangkap

“Rekan-rekan yang lain sudah menghendaki untuk ada RUPS Luar Biasa untuk membahas bagaimana nasib kelanjutan dari kompetisi,” imbuhnya.

Selain membahas soal kelanjutan kompetisi dan dana subsidi, pada RUPS luar biasa nanti bisa saja sekaligus membahas soal kisruh yang akhir-akhir ini terjadi di dalam tubuh PT LIB.

Pasalnya, ontran-ontran yang terjadi di PT LIB sedang menjadi sorotan publik pencinta sepak bola di Indonesia, mulai dari praktik nepotisme soal jabatan General Manajer anak Direktur Utama PT LIB, Cucu Somantri, yakni Pradana Aditya Wicaksana, hingga aksi mosi tidak percaya yang dilakukan oleh tiga direktur PT LIB. (jp)