25 radar bogor

Corona Bikin Peternak Ayam di Rumpin Pusing, Harga Anjlok Panen Malah Merugi

Pandemi Covid-19 membuat sejumlah peternak ayam merugi hingga belasan juta rupiah lantaran turunnya permintaan dan anjloknya harga di pasaran. FOTO : JAENAL/RADAR BOGOR
Pandemi Covid-19 membuat sejumlah peternak ayam merugi hingga belasan juta rupiah lantaran turunnya permintaan dan anjloknya harga di pasaran. FOTO : JAENAL/RADAR BOGOR

RUMPIN – RADAR BOGOR Sejumlah peternak ayam potong di wilayah Rumpin dibuat pusing. Bagaimana tidak, pandemi Covid-19 yang belakangan terjadi membuat bisnis ternak ayam mereka merugi.

Musababnya, harga ayam potong menjadi anjlok menjadi hanya Rp12 ribu perkilo. Kondisi ini diperparah dengan nihilnya permintaan dari luar Bogor, alhasil ayam pun dijual per ekor.

Salah satu pemilik ternak ayam di wilayah Cicangkal, Andri Permana menjelaskan, sebelum wabah Covid-19, penjualan terbilang lancar dengan harga sesuai pasaran.

“Saat ini saya punya dua kandang yang siap dijual dengan total 2.000 ekor, karena kami bingung untuk memasarkannya dengan daya jual merosot, terpaksa dijual murah,” jelasnya ketika dikonfirmasi wartawan koran ini, Minggu (5/4/2020).

Andri menjelaskan, omset bisnis ternak ayam miliknya turun hingga tembus 50 persen. Hal ini, kata dia, tentu saja tidak sebanding dengan pengeluaran dari pakan setiap harinya.

“Harga perkilo bisa sampai Rp 25-27 ribu, tapi sekarang hanya Rp12 ribu itupun dijual per ekor, karena sementara tidak ada pemesanan dalam jumlah banyak,” kata Andri

Hal senada dikatakan peternak ayam lainnya, Puad (48), selama sebulan lebih daya jual ayam potong anjlok dratis bahkan penjualan terpaksa per ekor ke warga sekitar.

“Harga ayam Rp22-25 ribu perkilo, sekarang hanya Rp12 ribu perkilo, bahkan hari ini saya jual ke masyarakat satu ekor hanya Rp25 ribu dengan berat dua kilo padahal rugi tapi kalau tidak dijual lebih rugi lagi,” keluhnya

Ketika ditanyai pemasarannya, Puad mengungkapkan, biasanya ayam dijual ke Jakarta, Rumpin dan wilayah Bogor lainnya. Namun, sambung dia, karena wabah Corona harga anjlok, ditambah permintaan menurun dan terpaksa jual harga murah.

“Saya harap Corona ini cepat selesai, karena kalau terus begini bisa rugi besar, untuk panen per hari sekarang saja rugi Rp15 juta,” tutupnya. (nal/c)