25 radar bogor

Dunia Malam Puncak di Tengah Wabah Corona, Mau Nawarin ke Siapa? Jalan Sepi

Ilustrasi germo PSK online di Puncak
Ilustrasi germo PSK online di Puncak
Ilustrasi-PSK
Ilustrasi-PSK

BOGOR-RADAR BOGOR, Pandemik Corona (Covid 19) tidak hanya membuat kawasan puncak mati suri.

Tidak sekedar membuat restoran dan tempat wisata menutup usahanya. Namun juga berdampak pada dunia malam di kawasan berhawa sejuk itu. Lalu, bagaimana dunia malam puncak di tengah wabah Corona ?

Rabu 31 Maret 2020. Suasana di Jalan Raya Puncak tak seperti biasanya. Lengang. Padahal jam baru menunjukan pukul 20.30 WIB. Waktu dimana aktivitas dunia malam kawasan berhawa sejuk itu dimulai.

Tak ada lalu lalang kendaraan roda dua yang biasa membonceng dua dara berpakaian seksi dan make up menor masuk wisma. Juga hotel-hotel melati di sana. Aktivitas yang umumnya mudah dijumpai beberapa minggu kebelakang.

Tak ada pula sorotan lampu ‘kunang-kunang’ mengajak berhenti pengendara yang biasa menawarkan rehat di vila bagi pemotor berpasangan. Maupun rombongan pria yang mencari vila plus wanita.

Di Jalan Raya Cipayung misalnya. Tempat paling ramai saat malam tiba. Berada sekitar satu kilometer dari Tanjakan Selarong itu hening. Mobil-mobil mpv yang berisi wanita penghibur tak ada malam itu.

Padahal tempat itu salah satu tempat favorit pria hidung belang. Sebuah lokalisasi yang buka setiap malam dan terkenal di Jalur puncak.

“Tutup sudah satu minggu,” ucap Herman (39) salah satu joki penginapan di bilangan Jalan Raya Cipayung itu.

Turun sedikit, dua tempat hiburan malam yang menyiapkan wanita pemandu lagu juga demikian. Tidak ada aktivitas di sana.

Salah satunya di THM Karaoke Cinta Parahyangan. Tempat Karaoke di Jalan Raya Cipayung, Puncak, Kecamatan Megamendung yang biasa ramai itu tutup. Kondisi tersebut membuat seluruh pekerja, termasuk pemandu lagu dirumahkan.

“Cinta Parahyangan tutup. Ya, sama kayak yang lain,” ujar Manajer Cinta Parahyangan, Bambang saat dikonfirmasi radarbogor.id.

Naik sedikit ke atas arah Puncak Pass, situasinya sama. Tempat hiburan malam tutup semua. Disusul rumah makan, cafe dan restoran. Termasuk tempat biasa Hadromi dan Magribi mencari pelanggan. Wabah corona mengubah gemerlap dunia malam di sana.

“Iya semua tutup. Rata-rata restoran besar tutup. Jumlah restoran relatif besar data terakhir sebanyak 150 termasuk rumah makan yang sederhana,” ujar camat Cisarua, Deni Humaedi, saat berbincang dengan radarbogor.id.

Pun dengan vila-vila di Cisarua memilih tutup. Bukan karena sengaja tutup, namun tak ada satupun yang mau menginap di sana. “Gak ada yang nginap, mau nawarin ke siapa. Jalan sepi sekali,” tutur Murtado (53) salah satu penjaga villa di sekitaran Puncak Pass.

Wabah corona benar-benar mengubah wajah dunia malam kawasan Puncak Bogor. Semua takut. Semua terhenti. Termasuk hingar bingar dunia malam. Surga dunia malam Puncak saat ini hilang. Bubar. Para tamu malam mereka menjauh gara-gara corona. (all)