25 radar bogor

Bantu Lawan Covid-19, 66 Musisi Bogor Gelar Konser Amal Digital

BOGOR-RADAR BOGOR, Maraknya penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia, termasuk Kota Bogor, membuat berbagai kalangan masyarakat merasa prihatin.

Bukan takut, masyarakat justru berlomba-lomba melakukan aksi berbagi dan donasi sebagai upaya bersama menghadapi pandemi Covid-19.

Salah satu yang tergerak hatinya untuk membantu masyarakat menghadapi Covid-19 ialah komunitas Borac.

Bersama dengan berbagai musisi lintas genre, Borac atau Bogor Rise Against Corona mengadakan kegiatan amal bertajuk Konser Karantina Bogor sekaligus mengajak masyarakat untuk berdonasi.

Inisiator Borac, Rifqi Danuwi Putra mengatakan, Bogor Rise Against Corona dibentuk oleh beberapa pelaku seni yang berinisiatif untuk membantu masyarakat menghadapi Covid-19.

Pada awalnya, mereka mencari cara bagaimana mengumpulkan donasi untuk kemudian dibagikan secara menyeluruh kepada masyarakat Bogor.

“Gua mikir yang paling aman, kan sekarang lagi social distancing juga, akhirnya gua bikin konser digital ini. Jadi, ngajak temen-temen yang gua kenal dulu sebelumnya dari Instagram, dari WhatsApp. Gua DM (direct message) semua band-band, terus kekumpul dalam satu hari, gua bikin grup WhatsApp, dan enggak sampai satu hari ketok palu menghasilkan 66 musisi yang akan menggelar konser amal,” ujar pria yang akrab disapa Ahong tersebut kepada Radar Bogor, Rabu (1/4/2020).

Ahong, yang juga merupakan seorang penyiar tersebut menuturkan, Konser Karantina Bogor berlangsung selama 11 hari mulai Kamis (2/4/2020) hingga Minggu (12/4/2020) dengan menampilkan sebanyak 66 musisi Bogor dari berbagai genre.

Konser dilakukan secara live melalui akun Instagram @borac.19 dan terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dilakukan pukul 15.00 WIB hingga 17.00 WIB, sedangkan sesi ke dua dilakukan pukul 19.00 WIB hingga 21.00 WIB.

Menurut Ahong, ada kemungkinan musisi yang terlibat bertambah karena antusiasme yang tinggi. “Targetnya kita enggak ada rules atau aturan, kita fleksibel aja karena kita kontennya enggak seserius itu. Message kita yang serius karena untuk donasi. Kalau konsernya hanya sebatas hiburan aja,” imbuhnya.

Ahong menjelaskan, para musisi yang akan berpartisipasi diberikan empat pilihan. Pertama, musisi dapat tampil langsung menggunakan alat musiknya.

Kedua, musisi dapat tampil dengan playback yang disematkan menjadi minus one. Ketiga, musisi dapat memutar video musiknya tanpa tampil langsung. Terakhir, musisi melakukan diskusi langsung tanpa bernyanyi.

Donasi dapat dilakukan melalui transfer bank lalu langsung dikoordinasikan dengan tim Borac di berbagai wilayah yang membutuhkan, seperti APD untuk puskesmas dan sembako.

Menurut Ahong, tim Borac merupakan relawan dengan tingkat lapisan terendah karena sudah ada Gugus Tugas Covid-19 Kota Bogor, satgas Covid-19 di kecamatan dan kelurahan serta RW siaga di bawahnya.

“Nah kita sebagai warga yg pengen bantu warga lain, bantuannya disalurkan dengan cara mandiri. Jadi kita udah dapet uang, terus ‘wah ada yang butuh makan nih’, langsung diberi karena makan enggak bisa ditunda, enggak bisa nunggu crowdfunding atau pemerintah. Jadi kita ketika udah dapet enggak ditahan-tahan lagi, langsung kita release gitu bagi warga tidak mampu,” terangnya.

Ahong pun mengajak anak muda dari berbagai wilayah di Kabupaten dan Kota Bogor yang tergabung dalam Borac untuk mencari tahu kondisi daerahnya. Sehingga mereka mengetahui masyarakata daerah mana yang belum melakukan disinfeksi, belum mendapat pasokan masker, bahkan belum bisa makan.

“Kita siap kalau pemerintah mau karantina wilayah apa pun itu, jadi kita udah koordinasi. Sebelum pemerintah melakukan hal itu, anak-anak muda daerahnya mulai ‘disentilin’ dikit, jadi mereka tahu kondisi tetangga sekitar dan bisa bantu,” lanjutnya.

Sementara itu, Ahong mengaku tim Borac sudah mencoba melakukan kerja sama dengan pemerintah melalui Gugus Tugas Covid-19 Kota Bogor, tetapi masih belum membuahkan hasil. Namun, Ia dan tim Borac akan terus berusaha mengadakan kerja sama dengan berbagai instansi pemerintah, baik Kota maupun Kabupaten Bogor.

“Kita enggak mau close over atau overlay dalam bekerja. Jadi, kita bisa bantu pemerintah dari segi mana biar enggak tumpang tindih kerjaan, jadi enak gitu kerjanya. Karena kita kan kejar-kejaran dengan namanya bencana gini, jadi harus bisa kerja efisien. Anak muda bisa bantu di mana, pemerintah bisa bantu di mana. Jadi agar efisien dan cepat tuntas,” tutupnya. (cr3)