25 radar bogor

Guru di Kabupaten Bogor Diminta Tetap Awasi Murid Belajar di Rumah

Ilustrasi
Ilustrasi

CIBINONG-RADAR BOGOR, Wabah Covid-19 yang belum mereda memaksa pemkab Bogor memperpanjang libur sekolah tingkat SD dan SMP hingga 11 April mendatang. Hanya saja, perlu strategi yang tepat agar anak-anak tak kehilangan pendidikannya di rumah.

Salah seorang pengamat, Rizki Rianto menegaskan, sudah menjadi hak anak untuk mendapatkan pendidikan. Hal itu memang seyogyanya terus dilaksanakan di tengah pandemi wabah Covid-19 ini. Apalagi, sebagian orang tua yang masih bekerja tidak akan bisa membimbing anak-anaknya belajar di rumah.

“Selain itu, akses internet tidak bisa diakses dan ini terjadi di Kabupaten Bogor. Masih banyak masyarakat yang gaptek, sehingga libur sekolah ini anak-anak dibiarkan bermain tanpa ada bimbingan belajar dari orang tua,” terangnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Menurut Ketua Yayasan Maju Anak Nusantara ini, aktualisasi di lapangan perlu menjadi perhatian masing-masing sekolah. Lantaran tidak semua sekolah bisa memanfaatkan belajar secara online. Kondisi geografis Kabupaten Bogor sangat beraneka ragam dan cukup kompleks.

“Ketika siswa atau orang tua siswa tidak bisa memanfaatkan sistem online, guru dan sekolah harus menyiasati dengan cara door to door. Misal dengan sistem belajar paket satu pekan. Materi belajar pun tidak harus berpatokan pada buku. Bisa saja guru memberikan tugas menggambar, menanam cabe, membuat kerajinan, atau yang lainnya,” papar Rizki.

Kendati demikian, ia menyarankan agar sistem door to door itu sebaiknya hanya diterapkan kepada siswa yang memang tidak bisa mengakses online. “Selagi bisa online atau lewat telepon, guru diusahakan tidak usah keluar dalam rangka pencegahan wabah Covid-19 juga,” imbuhnya lagi.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor, Entis Sutisna sejak awal telah meminta kepada guru-guru agar tetap mengawasi semua peserta didiknya. Ia berharap proses pembelajaran tidak terputus begitu saja. Pihaknya telah meminta sekolah memperhatikan proses belajar jarak jauh itu. Libur sekolah bukan berarti berdiam diri di rumah.

Beberapa sekolah punya kebijakan terkait libur di masa pandemi wabah Covid-19. Ada yang memberikan pekerjaan rumah kepada anak didiknya. Ada pula yang berupaya tetap terhubung dengan peserta didik melalu koneksi daring atau online. Mereka menjalankan proses belajar dan mengajar dengan memanfaatkan teknologi dan sambungan internet.

“Tapi tidak semua bisa lewat sambungan internet. Bahkan, banyak orang tua yang tidak dilengkapi dengan smartphone. Jadi, bagus juga kalau ada guru yang door to door ke rumah siswanya. Kita apresiasi guru yang melakukan itu, bisa dicontoh. Dia benar-benar wonderwoman,” papar Entis, sembari menyebutkan salah seorang guru perempuan dari SDN Karang Tengah 03, Kecamatan Babakan Madang.

Dirinya juga berharap, hal semacam itu juga bisa diikuti oleh guru yang lain di Kabupaten Bogor. Apalagi, hal itu demi mengantisipasi murid atau orang tua yang memang tak mempunyai smartphone untuk mengikuti kegiatan secara daring. Selain itu, orang tua juga mesti menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) selama proses belajar dan mengajar di rumah.

Bupati Bogor, Ade Yasin menegaskan, masa libur selama dua minggu itu harus dimanfaatkan untuk sterilisasi sekolah. Guru-guru juga diminta tetap aktif memberikan pekerjaan rumah.

“Harus kasih banyak PR, supaya mereka tidak kemana-mana. Hanya belajar di rumah. Apakah melalui aplikasi, melalui guru, atau apa supaya mereka tetap belajar,” terang mantan anggota DPRD Kabupaten Bogor ini. (mam/c)

Data dan Fakta:

1. Pemerintah memperpanjang masa libur anak sekolah.
2. Awalnya pelajar masuk pada 30 Maret.
3 Diperpanjang 11 April.
4. Pengamat minta pemda mengawasi pendidikan anak.
5. Lantaran pendidikan menjadi hak semua anak.
6. Pengamat pun minta sejumlah wilayah yang tak dapat mengakses internet, agar guru lakukan door to door.
7. Atau cara lainnya.