25 radar bogor

Lagi, Peserta ‘Seminar Maut’ di Bogor Meninggal karena Terpapar Corona

Ilustrasi Petugas KPPS di Bogor meninggal dunia
Ilustrasi Petugas KPPS di Bogor meninggal dunia
Ilustrasi Tewas
Ilustrasi

BOGOR – RADAR BOGOR, Jumlah pasien terjangkit Covid-19 yang meninggal dunia di Solo, bertambah menjadi dua orang.

Hal itu diungkap Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, seraya menyebut kedua pasien memiliki riwayat mengikuti seminar di Babakan Madang, Kabupaten Bogor.

“Tadi baru saja dikabari satu pasien meninggal,” kata Ganjar di rumah dinasnya, Semarang, Rabu (18/3/2020).

Ganjar mengungkap pasien perempuan berusia 49 itu meninggal di RS Dr Moewardi, Solo. Pasien ini diketahui merupakan rekan pasien positif COVID-19 kasus pertama yang meninggal sebelumnya.

“Sama dengan yang lain, yang meninggal sebelumnya, habis seminar semua di Bogor,” jelasnya.

Terkait hal ini, Ganjar berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk melakukan tracing. Dia berharap para peserta yang pernah mengikuti seminar tersebut bisa memberikan informasi.

“Harus tanya ke seminarnya di Bogor, kok banyak yang tertular. Koordinasi Dinas kesehatan Jawa Tengah dan Jawa Barat agar bisa dilakukan tracking cepat,” jelasnya.

Jejak perjalanan dua pasien positif corona itu kali pertama disampaikan dr. Harsini, dokter spesialis penyakit paru-paru RSUD dr. Moewardi Solo, Kamis (12/3/2020).

Mereka menderita batuk dan pilek setelah pulang dari sebuah seminar entrepreneur di Bogor, pada 25-28 Februari 2020. Setelah diobservasi, keduanya dinyatakan positif terjangkit virus corona.

Seminggu menjalani perawatan, kondisi keduanya tak kunjung membaik. Bahkan demam tubuhnya mencapai 38 derajat celcius. Di RSUD Moewardi, pasien menjalani perawatan di ruang isolasi sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) corona.

Pertanyaan pertama yang muncul adalah lokasi seminar. Berdasarkan hasil tracing contact pasien, tempat seminar yang didatangi pasien tersebut berada di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor.

Soal kabar terbaru ini, Bupati Bogor Ade Yasin belum bisa dihubungi. Namun Kepala Bidang Pelayanan Masyarakat Dinkes Kabupaten Bogor, Kusnadi, mengaku sudah memeriksa 15 karyawan hotel lokasi seminar, akhir pekan kemarin.

“Setelah diperiksa mereka (karyawan hotel) dinyatakan sehat,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Pemkab Bogor, diakuinya kesulitan mendapatkan list nama peserta lantaran penyelenggara seminar merupakan perusahaan swasta. “Kami masih mencari peserta seminar tersebut,” terang dia.

Bupati Bogor, Ade Yasin memperkirakan, korban asal Solo yang mengikuti seminar di Sentul itu terpapar virus Covid-19 di bandara setelah pulang dari acara seminar.

Itu lantaran 15 karyawan yang diperiksa tak mengalami gejala-gejala yang mencirikan Covid-19.

“Kemungkinan ya terpaparnya di bandara atau tempat lain. Karena itu sesuai perhitungan (masa inkubasi) yang dilakukan tim Dinkes,” beber dia.

Aktivis Pemuda Bogor, Prima Gandhi mendesak Pemerintah Kota dan Kabupaten Bogor untuk memberikan informasi terbuka terkait progres pengusutan kasus ini.

Semisal mensterilisasi tempat yang diduga pernah didatangi oleh pasien positif corona tersebut.

Kemudian bagaimana hasil pelacakan peserta seminar yang kemungkinan besar melakukan kontak fisik dengan kedua pasien meninggal.

Hal itu sangat diperlukan untuk menjawab kekhawatiran masyarakat dan optimalisasi upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di Bogor.

“Apakah pemerintah kota dan kabupaten sudah menyiapkan sarana prasarana dan tenaga medis (termasuk perlindungan tenaga medis) yang melayani pasien positif covid 19? Ini harus dijamin. Pemerintah wajib memberikan rasa aman bagi warga,” cetus Dosen FEM IPB ini. (mam/cr5/ded/d)