25 radar bogor

KPU Kota Bogor goes to Campus, Mahasiswa Kedinasan Dibekali Pendidikan Politik

KPU
Mahasiswa Politeknik Kedinasan pertama di Indonesia yg melakukan pemilihan dengan electronic voting (e-voting) yang difasilitasi KPU Kota Bogor.
KPU
Mahasiswa Politeknik Kedinasan saat melakukan pemilihan dengan electronic voting (e-voting) yang difasilitasi KPU Kota Bogor.

BOGOR – RADAR BOGOR, KPU Kota Bogor melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pendidikan pemilih bertajuk ‘KPU Goes To Campus’ kepada Mahasiswa Politeknik Pengembangan Pertanian (POLBANGTAN) Bogor, Kamis (12/3/2020).

Kegiatan ini diikuti oleh 827 Mahasiswa dan dibuka oleh Wakil Direktur III bidang Kemahasiswaan, Wida Pradiana.
Tujuan dari kegiatan ini dalam rangka melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pendidikan pemilih berkelanjutan.

“Kegiatan ini adalah upaya KPU Kota Bogor untuk terus meningkatkan pemahaman, kesadaran, dan kedewasaan politik khususnya dikalangan mahasiswa,” ungkap Ketua KPU Kota Bogor, Samsudin.

Kegiatan yang dirangkai dengan pemilihan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan anggota Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) ini menjadi momen bersejarah bagi mahasiswa POLBANGTAN Bogor, karena mereka menjadi Mahasiswa Politeknik Kedinasan pertama di Indonesia yg melakukan pemilihan dengan electronic voting (e-voting) yang difasilitasi KPU Kota Bogor.

“Pemilihan dengan e-voting sangat banyak sekali manfaatnya,” kata salah satu mahasiswa yang juga anggota KPR, Tasya Afika.

Mahasiswi asal Lampung ini menyampaikan, dengan e-voting proses pemilihan sangat ramah lingkungan karena tanpa kertas suara (paperless). Selain itu, secara teknis hasil pemilihan dapat diketahui beberapa saat setelah TPS ditutup.

“Yang juga penting, e-voting ini sangat milenial sehingga memicu para mahasiswa utk datang ke TPS dan memilih sehingga angka golput menurun.” tambah Tasya.

Mahasiswa POLBANGTAN yang berasal dari 34 Provinsi se-Indonesia ini menjadi pihak yang sangat potensial untuk menyebarluaskan nilai-nilai demokrasi dan pemilu kepada masyarakat, khususnya para petani ketika mereka kembali ke tempat tinggal masing-masing.

“Kami berharap mereka dapat ikut mencerdaskan masyarakat khususnya para petani yang selama ini hanya dianggap sebagai objek dalam Pemilu/Pilkada,” tambah Samsudin.

Ketika masyarakat cerdas dan dewasa secara politik, maka mereka akan menjadi pemilih berkualitas sehingga demokrasi di Indonesia juga akan berkualitas. “Pemilih yang berkualitas akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas,” tutup Samsudin. (*/ysp)