25 radar bogor

Mentan : Inovasi IPB Dorong Kemajuan Pertanian

Mentan
Menteri Negara Pangan dan Holtikultura (Mentan) Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat memberikan sambutan pada diskusi publik bertajuk "Penguasaan dan Pengembangan Inovasi Tekhnologi untuk Ketahanan Pangan Nasional" di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, IPB University, Bogor, Selasa (25/2/2020).
Mentan
Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) pada diskusi publik bertajuk “Penguasaan dan Pengembangan Inovasi Tekhnologi untuk Ketahanan Pangan Nasional” di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, IPB University, Bogor, Selasa (25/2/2020).

BOGOR-RADAR BOGOR, Isu pangan seksi apabila diulas lebih jauh. Terutama dalam kaitannya dengan ketahanan dan kedaultan pangan. Seluruh elemen, mulai dari praktisi pendidikan pertanian hingga masyarakat harus ikut ambil bagian.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Negara Pangan dan Holtikultura (Mentan) Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat memberikan sambutan pada diskusi publik bertajuk “Penguasaan dan Pengembangan Inovasi Tekhnologi untuk Ketahanan Pangan Nasional” di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, IPB University, Bogor, Selasa (25/2/2020).

Mentan mengatakan IPB saat ini menjadi kampus terdepan dalam hal inovasi dan improvisasi bagi kemajuan pertanian. SYL berpesan perguruan tinggi ini tidak boleh berada di menara gading.

“Terlalu asyik dengan penelitian dan diskusi sehingga tidak berkontribusi dalam penyelesaian masalah ketahanan pangan. Saya yakin IPB tidak demikian,” beber dia.

SYL menegaskan kepada akademisi, selain belajar konsep dan definisi, juga mumpuni dalam praktek di lapangan. Seperti penyelesaian perkembangan tekhnologi yang mampu memajukan pertanian.

“Perkembangan yang baru harus diselesaikan, seperti apa tekhnologi yang digunakan untuk perubahan cuaca, tantangan hama, bencana alam. Dan saya lihat IPB dalam beberapa penelitiannya berhasil menjawab itu semua,” bebernya.

Khusus untuk bencana alam, seluruh mahasiswa terutama di IPB harus bisa mempelajari secara mendalam. Agar ketika mereka lulus dan menjadi sarjana, sudah siap dalam menjalankan tugasnya di masyarakat.

“Mereka harus menjadi sarjana yang kuat, mampu menghadapi seluruh kendala,” tegasnya.

Tantangan akademisi pertanian saat ini, dikemukakan Mentan adalah mengenai pengaplikasian penginderaan jarak jauh, melalui satelit artificial inteligence. Kemudian, pengaruh cuaca (argo Klimance) juga harus terukur.

“Masalah kekurangan pupuk juga sudah bisa terbaca, tentu saja Dengan pendekatan itu menyesuaikan budi daya dan riset yang tepat,” paparnya.

Sementara itu, Rektor IPB University, Arif Satria menuturkan bahwa kampusnya terus melangkah maju dengan menciptakan sejumlah program salah satunya One Vilage One CEO.

Dijabarkannya, program tersebut mentransformasi tekhnologi pertanian untuk menguatkan ketahanan pangan.

“Kami mendampingi 53 Desa di Jawabarat, kita mencoba menggabungkan smart farming isu dan tekhnologi namun juga didorong lewat peran swasta, LSM, dan kalangan pendidikan pertanian sehingga terciptalah ketahanan pangan yang kuat,” pungkasnya. (rp1)