25 radar bogor

Nyaman, UKM Makin Senang Buka Gerai di Pusat Perbelanjaan

ILUSTRASI lapak UKM di pusat perbelanjaan. (Jawa Pos Photo)
ILUSTRASI lapak UKM di pusat perbelanjaan. (Jawa Pos Photo)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Pusat perbelanjaan menjadi magnet bagi para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) Jawa Timur (Jatim). Buktinya, dari tahun ke tahun, jumlah UKM yang masuk mal bertambah. Padahal, untuk masuk ke pusat perbelanjaan, ada biaya yang harus dibayar.

Menurut Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), tren UKM ngemal itu meningkat karena banyak manfaat yang mereka dapatkan dengan berjualan di pusat perbelanjaan. Yang pasti, mereka tidak perlu susah-susah mencari pasar.

“Ada banyak mal yang menyediakan ruang luas untuk UKM,” kata Ketua APPBI Jatim Sutandi Purnomosidi, Selasa (18/2).

Dia lantas menyebut enam pusat perbelanjaan yang siap bekerja sama dengan UKM. Di antaranya, Pakuwon Trade Center (PTC), Jembatan Merah Plaza (JMP), dan Plaza Surabaya. Juga, ITC, Pasar Atom, dan Darmo Trade Center (DTC). Menurut Sutandi, kontribusi UKM terhadap mal-mal itu cukup tinggi.

“Contohnya saja, tingkat okupansi Royal Plaza dan PTC yang mencapai 98 persen dan 94 persen. Dari angka itu, sekitar 70 persen diisi UKM yang omzetnya di bawah Rp 3 miliar dalam setahun,” terangnya.

Karena itulah, makin banyak UKM yang berjualan di mal. Sebagian besar adalah UKM bidang fashion, batik, busana muslim, dan kuliner.

Di samping itu, Sutandi menekankan bahwa APPBI selalu memberikan kesempatan luas kepada UKM untuk berpartisipasi di pusat perbelanjaan. Salah satunya lewat pameran yang diselenggarakan Dekranasda ataupun event organizerdi dalam mal.

“Di TP 1, hampir setiap dua bulan ada pameran perajin batik,” ungkapnya.

Tahun ini ada pusat perbelanjaan baru di Surabaya. Sampai 2023, bakal ada delapan mal anyar yang beroperasi. Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto menyebut Ciputra World Surabaya, East Coast Center 2, dan Lagoon Sungkono sebagai tiga mal yang beroperasi tahun ini.

“Secara keseluruhan, pasok pusat perbelanjaan di Surabaya tumbuh 3 persen per tahun sepanjang 2020–2023,” jelasnya, Selasa. Nanti ada tambahan area sampai 150 ribu meter persegi.

Pertumbuhan mal itu tidak terlepas dari gaya hidup masyarakat modern yang lebih menyukai pusat perbelanjaan sebagai tempat menghabiskan liburan akhir pekan. “Karena itu, mal akan selalu memberikan pengalaman yang berbeda agar bisa bertahan,” ujar Ferry.

Sutandi menjelaskan, bertambahnya mal itu membuktikan demand masyarakat masih bagus. “Tingkat okupansi East Coast Center 2 sudah lebih dari 90 persen. Begitu pula di Ciputra World Surabaya. Infonya malah sudah penuh.”(jwp)