25 radar bogor

Cemaskan Tawuran, Bima: Perlu Character Building Sejak Dini

Pelaku-Tawuran
Bima Arya saat berbincang dengan pelaku tawuran yang ditahan di Polresta Bogor Kota, Senin (27/1/2020). Hendi/Radar Bogor
Pelaku-Tawuran
Bima Arya saat berbincang dengan pelaku tawuran yang ditahan di Polresta Bogor Kota, Senin (27/1/2020). Hendi/Radar Bogor

BOGOR – RADAR BOGOR,Aksi kekerasan dan tawuran menjadi warna kelam bagi Kota Bogor dalam mengawali tahun 2020. Belum genap sebulan, aksi kekerasan dan pertikaian begitu mencolok dari ormas hingga tingkat pelajar.

Pemerintah Kota (pemkot) Bogor dibuat kalang kabut dengan aksi-aksi yang kerap di luar dugaan itu.

Pertikaian terakhir di kalangan pelajar, benar-benar bersimbah darah dan nyawa. Padahal, Pemkot Bogor telah berupaya mengantisipasi aksi serupa setelah kejadian di Bogor Tengah menimbulkan satu korban meninggal dunia.

Sungguh Wali Kota Bima Arya mencemaskan karakter-karakter kekerasan semacam itu tidak hanya akan berhenti di baju seragam sekolah. Selepas lulus, bisa saja menjalar masuk ke organisasi lain, baik ormas maupun partai politik (parpol). Mental kekerasan justru akan terus tumbuh tanpa disadari.

“Kita lengah, kita lalai. Menganggap biasa sesuatu yang sebenarnya luar biasa. Masih SMA udah begitu, udah tawuran. Umur 17 atau 18 (tahun) masuk ormas, sudah siap membunuh, rebutan lahan, dan lain-lain. Karena memang kita tidak care dengan character building kita. Itu evaluasi kita,” sesalnya, Jumat (14/2).

Ia kadung dibuat kesal dengan para pelajar, yang seolah-olah tanpa beban mengangkat senjata. Bima mendengar sendiri pengakuan para pelaku tawuran usai menyambanginya di kantor kepolisian, beberapa jam sebelumnya. Menurutnya, hal itu takkan terjadi kalau character building yang ditanamkan cukup kuat.

Bima sendiri menjadi saksi secara langsung bagaimana aksi-aksi kekerasan menjalar hingga tingkat organisasi, bahkan tingkat parpol.

Tak segan ia mencontohkan parpolnya, Partai Amanat Nasional (PAN), yang beberapa hari terakhir menjadi buah bibir. Itu lantaran kongres di Kendari berakhir ricuh. Aksi pertikaian dengan melempar-lempar kursi itu viral di dunia maya.

“Saya malu untuk partai saya yang kemarin tawuran. Saya malu, Pak. Betul. Malu saya. Jadi viral kan partai itu,” kesal Wakil Ketua Umum PAN ini.

Ia menambahkan, tawuran dalam tubuh parpol itu juga tidak akan terjadi kalau orang-orang serius mau mengangkat dan meneladani nilai-nilai founding father yang luar biasa. Kepedulian terhadap character building menjadi kunci utama untuk mengantisipasi terjadinya kekerasan tak bermartabat seperti itu. (mam/c)