25 radar bogor

Kiai Ma’ruf: Konflik Global Tak Selesai dengan Pendekatan Politik dan Militer

Wapres KH Ma'ruf Amin saat menerima Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal dan jajaran di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (28/1). Foto KIP Setwapres
Wapres KH Ma'ruf Amin saat menerima Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal dan jajaran di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (28/1). Foto KIP Setwapres
Wapres KH Ma'ruf Amin saat menerima Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal dan jajaran di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (28/1). Foto KIP Setwapres
Wapres KH Ma’ruf Amin saat menerima Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal dan jajaran di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (28/1). Foto KIP Setwapres

JAKARTA-RADAR BOGOR, Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin memandang bahwa konflik global yang terjadi dewasa ini tidaklah cukup diselesaikan hanya dengan pendekatan politik dan militer. Dia menilai perlunya alternatif lain untuk menciptakan kerukunan yakni aspek keagamaan.

Demikian disampaikan Kiai Ma’ruf saat menerima pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal dan jajarannya di Kantor Wapres, Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (28/1).

“Bahwa politik, apalagi pendekatan militer tidak dapat digunakan untuk menciptakan kerukunan. Pendekatan keagamaan, forum-forum, upaya-upaya komunikasi yang harus dikedepankan untuk menciptakan kerukunan. Menghadapi konflik global saat ini para pemuka agama tidak hanya selesai pada capaian rukun, tetapi bagaimana rukun bisa merukunkan,” ujar Wapres.

Untuk membangun kerukunan itu menurutnya diperlukan pilar yang kuat. Sebagai contoh, Indonesia memiliki empat pilar, yakni ideologi, yuridis, sosiologis, dan teologis. Kesemuanya terangkum dalam Pancasila dan UUD 1945, dasar-dasar hukum, kearifan lokal serta narasi-narasi kerukunan yang dimulai dari majelis-majelis keagamaan.

Oleh karena itu dia berharap FCPI ke depan dapat mencakup semua agama, seperti Hindu, Budha, mengingat konflik yang terjadi di India dan Myanmar. Sehingga, tidak hanya berfokus pada kerukunan agama Islam dengan Kristen.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) nonaktif itu pun mengapresiasi kontribusi FPCI atas kinerja dan program-program yang telah dilakukan.

Dalam pertemuan itu, Dino Patti Djalal melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan FPCI, salah satunya Project 1000 Abrahamic Circles. Program yang telah dimulai dan akan berlangsung selama 10 tahun ke depan melibatkan 3.000 tokoh agama. Proyek ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan dan kekhawatiran melihat situasi intoleran secara global.

“Salah satu situasinya, bahwa umat Islam dibatasi dan diganggu baik oleh pemerintah atau non pemerintah di 144 negara. Di lain pihak umat Kristen pun dibatasi dan diganggu baik oleh pemerintah atau non pemerintah di 142 negara, trending ini benar-benar global dan semakin meningkat,” jelasnya.

Untuk itu, Dino memohon arahan dan doa restu Wapres Ma’ruf agar kegiatan ini dapat berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan.

Sebagai informasi, FPCI merupakan organisasi non politis dan independen yang bergerak di bidang hubungan internasional. Organisasi ini didirikan pada tahun 2015. Adapun Project 1000 Abrahamic Circles adalah program kelompok kecil yang terdiri atas pemuka agama Islam, Kristen dan Yahudi mewakili tiga negara.

Kelompok angkatan ke-1, yakni Indonesia, Amerika dan New Zealand, di mana selama tiga minggu mereka tinggal secara bergantian, masing-masing satu minggu di komunitas, rumah dan pesantren tanpa mempengaruhi keyakinan masing-masing. Program ini hanya dilaksanakan pada negara-negara yang terlibat konflik antar agama (Islam, Kristen, Yahudi). (jpnn)