25 radar bogor

Sektor Wisata Terpukul Virus Korona, Turis Tiongkok Distop

Penumpang dari Tiongkok harus melalui pemeriksaan alat thermal scan di Bandara Adi Soemarmo, Solo
Penumpang dari Tiongkok harus melalui pemeriksaan alat thermal scan di Bandara Adi Soemarmo, Solo

 JAKARTA-RADAR BOGOR, Mewabahnya virus korona di Wuhan, Tiongkok berdampak ke sektor wisata dan perdagangan. Selain merosotnya jumlah turis yang berkunjung ke Kota Bengawan, barang-barang impor dari Negeri Tirai Bambu semakin selektif.

Wakil Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Jawa Tengah Daryono juga menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya, Tiongkok merupakan pasar baru yang potensial untuk paket wisata Solo.

Dia berharap agar wabah virus korona segera teratasi. Sebab, pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak dari kejadian tersebut.

Sementara itu, ratusan turis asal Tiongkok membatalkan rencana kunjungan wisata ke Kota Bengawan akibat mewabahnya virus korona di negara mereka. Pelaku jasa wisata berharap agar wabah yang menghebohkan itu segera mereda.

Selama ini, serombongan turis asal Kota Kunming, Tiongkok tiba di Solo dengan men-carter pesawat tiap pekan. Mereka dibawa oleh travel agent PT Cahaya Matahari Rembulan yang cukup aktif menjual paket wisata Indonesia ke Negeri Tirai Bambu itu.

“Kami harus menghentikan penjualan paket wisata kepada turis asal Tiongkok untuk sementara waktu. Hingga batas waktu yang belum ditentukan,” kata Direktur PT Cahaya Matahari Rembulan, Pupun Pantiana Gunmantono.

Menurutnya, pemerintahan setempat memang melarang penerbangan dari Tiongkok ke luar negeri. Hal itu membuatnya harus melakukan pembatalan keberangkatan dan melakukan refund kepada pelanggannya di Tiongkok. Pekan lalu, pihaknya masih mendatangkan turis asal Tiongkok yang mendarat di Bandara Adi Sumarmo Solo menggunakan pesawat carter.

“Itu rombongan terakhir kami. Selanjutnya, kami baru akan membawa turis lagi ke Solo jika wabah telah mereda. Wabah ini terjadi saat geliat pariwisata tengah bergairah. Kami harus melakukan revisi terhadap beberapa rencana bisnis yang telah dibuat,” sambungnya.

Sebelum wabah merebak, pihaknya tengah gencar mempromosikan wisata Kota Solo ke sejumlah daerah di Tiongkok. Targetnya bisa membawa turis Tiongkok sebanyak tujuh pesawat tiap pekan pada Juni mendatang.

Pakar ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Lukman Hakim menambahkan, setelah sektor pariwisata, dampak lain dirasakan sektor perdagangan atau industri. Barang-barang yang masuk ke Kota Bengawan akan diperiksa lebih ketat. Misalnya, barang-barang rumah tangga seperti gelas, piring, sendok, dan lain sebagainya. Ini erat kaitannya dengan kekhawatiran masyarakat akan penyebaran virus korona tersebut.

“Kalau dari sektor kuliner. Makanan-makanan dari Tiongkok sudah mulai ditolak masuk ke Indonesia saat ini. Memang awal-awal ini tidak terasa dampak dan pengaruhnya. Tapi lama-kelamaan akan terasa. Tergantung tren virusnya cepat meluas atau tidak,” jelasnya. (jwp)