25 radar bogor

Jadi Sumber Virus Corona, Hindari Kontak Langsung dengan Kelelawar

Kelelawar
Ilustrasi kelelawar
Kelelawar
Ilustrasi kelelawar

BOGOR – RADAR BOGOR, Penyebaran Virus Corona di Wuhan China kian meluas dan mematikan. Data teranyar, korban meninggal akibat virus mematikan itu bertambah menjadi 80 orang, dengan 2.744 kasus terinfeksi.

Hingga kemarin belum ada vaksin yang bisa mencegahnya. Namun berdasarkan hasil riset yang dilakukan Peneliti Divisi Patologi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB Prof. drh. Agus Setiyono yang bekerjasama dengan Research Center for Zoonosis Control, Hokkaido University Jepang, bahwa virus corona merupakan jenis virus yang tim-nya temukan pada kelelawar.

“Hasil penelitian kami menemukan adanya virus corona di kelelawar. Namun, dengan virus yang sekarang mewabah ( 2019-nCoV) punya stereotype yang berbeda. Akan tetapi, kalau ditarik garisnya masih dalam keluarga yang sama,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Penelitian ini kata dia, bermula dari munculnya outbreak atau kejadian luar biasa (KLB) rabies pada tahun 2009 silam. Timnya kemudian memeriksa patogen yang berpotensi zoonosis dalam kelelawar yang notabene masih dikonsumsi oleh sebagian masyarakat di Indonesia. Zoonosis merupakan penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia dan sebaliknya.

“Selain virus corona yang teridentifikasi di kelelawar, kami juga menemukan lima virus berbahaya lainnya. Yaitu, ufavirus, alpha herpervirus, paramyxovirus, polyoma virus, dan gamma herpervirus,” ungkap Agus yang juga Wakil Dekan FKH IPB itu.

Virus-virus ini kata dia, hanya sebagian kecil lantaran daerah yang menjadi sampel penelitian timnya masih terbatas di enam area yakni Bukittinggi, Bogor, Ciamis, Soppeng, Gorontalo, dan Manado.

Daerah-daerah itulah yang dianggap menjadi habitat kelelawar paling strategis di Indonesia. Hanya saja, lanjut Agus, pihaknya tidak meneliti lebih lanjut terkait pengaruhnya pada manusia.

Identifikasi hanya menunjukkan adanya jenis virus corona yang dibawa oleh hewan liar seperti kelelawar buah.

Menurut dia, kelelawar memiliki sistem imun yang unik. Berdasarkan kajian studi anatomi, si agen asing yakni virus-virus itu tidak dinetralkan oleh sistem imun atau kekebalan tubuh kelelawar. Hal itu yang menjadi sorotan para tim peneliti.

Adapun kelelawar kata Agus, menyebar penyakit dengan berbagai cara. Buah yang digigit kelelawar meninggalkan liur dan kemudian terbawa spesies lain.

Urine atau kotoran yang jatuh di rumput bisa termakan hewan lain, atau kelelawar itu sendiri baru kemudian termakan hewan lain.

Middle East Respiratory Syndrome (MERS) sebenarnya dari kelelawar sebelum menular ke unta lalu manusia. Begitu juga dengan Severe Acute Respiratory Syndrome, (SARS).

Kedua penyakit ini sama-sama bersumber dari kelelawar yang menjadikan hewan lain sebagai inang virus sementara.

“Artinya virus-virus yang kita temukan dalam penelitian memberikan sinyal bahwa kita harus hati-hati. Karena virus ini berada dalam tubuh kelelawar yang dalam keadaan sehat,” paparnya.

Melihat hal ini, bukan berarti membunuh semua kelelawar bakal menyelesaikan persoalan.

Kelelawar punya banyak peran di alam seperti membantu proses penyerbukan bunga, menyebar benih, kotorannya jadi pupuk dan mereka memakan banyak serangga.

“Dari risiko berbahayanya ya hindari. Bukan berarti ramai-ramai membunuh,” beber dia.

Sayangnya, Agus tidak meneliti terkait solusi atau obat menghadapi virus corona. Ranah semacam itu biasanya ditangani pihak kedokteran manusia.

Mereka hanya mengidentifikasi kandungan yang terdapat dalam tubuh hewan-hewan liar, termasuk kelelawar.

Namun dari penelitian ini bisa dikembangkan sisi diagnostik-nya bagaimana mendeteksi virus itu sekaligus menggunakannya sebagai antigen. “Bisa pula dikembangkan menjadi vaksin,” imbuh Agus.

Ia menyarankan dengan adanya outbreak Virus Corona, masyarakat perlu menghindari memegang kelelawar secara langsung atau kontak tidak langsung.

“Sebaiknya menghindari konsumsi juga. Karena masih banyak lah makanan-makanan yang fungsional dan menyehatkan tanpa ada risiko patogen,” pungkasnya. (mam/jpg/c)