25 radar bogor

Cegah Penyebaran, Bogor Waspadai Wabah Corona

Virus-Corona
Ilustrasi virus corona
Virus-Corona
Ilustrasi virus corona

BOGOR – RADAR BOGOR, Korban akibat terjangkit virus Corona di Kota Wuhan, Tiongkok semakin bertambah. Virus tersebut dikhawatirkan bakal sampai ke negara lain, seperti Indonesia.

Masyarakat Kota Bogor perlu mewaspadai potensi penyebarannya. Meski dipastikan belum ada jejak dan riwayat penyakit itu sampai ke Kota Hujan, masyarakat tetap perlu membekali diri.

Ketua Perhimpunan Dokter Paru RSUD Kota Bogor, dr Koko Harnoko, menjelaskan virus Corona masih merupakan bagian dari penyakit pneumonia.

Biasanya, pneumonia terjadi karena infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, parasit, jamur pajanan bahan kimia atau kerusakan fisik paru.

Pneumonia kata dia, dapat menyerang siapa aja, seperti anak-anak, remaja, dewasa muda dan lanjut usia. Namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia. Angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang.

Gejala yang muncul pada penderita corona pun mirip dengan pneumonia pada umumnya. Di antaranya demam, lemas, batuk kering dan sesak atau kesulitan bernapas.

Perlu diwaspadai pada orang dengan usia lanjut dan balita. Pada orang dengan lanjut usia atau memiliki penyakit penyerta lain, memiliki risiko lebih tinggi untuk memperberat kondisi.

“Untuk kejadian di Wuhan, memang terlihat menjangkiti warga di kisaran usia 40 tahun ke atas. Bahkan korban pertama yang dilaporkan di atas usia 60 tahun,” paparnya, saat disambangi Radar Bogor di RSUD Kota Bogor.

Ia melanjutkan, masa inkubasi pada penyakit ini belum diketahui secara pasti. Hanya saja, rata-rata gejala timbul setelah 2-14 hari. Metode transmisinya pun belum diketahui dengan pasti. Para dokter seluruh Indonesia juga masih menunggu hasil penelitian resmi untuk detail virus tersebut.

“Yang perlu kita curigai itu kalau ada orang dalam 14 hari kunjungan ke China, kemudian pulang ada keluhan. Kita harapkan segera datang ke rumah sakit terdekat, untuk melakukan pemeriksaan,” sarannya.

Sebenarnya, kata dr Koko, virus mematikan ini berasal dari hewan. Paling potensial yakni ular dan kelelawar. Hanya, penyebarannya begitu cepat dan mulai menular dari manusia ke manusia.

Selain di Wuhan, beberapa negara melaporkan kasus-kasus suspek serupa dengan di Wuhan yaitu di Thailand, Hongkong, Macau, Jepang, Vietnam Singapura, Korea Selatan, dan USA.

Namun, WHO belum merekomendasikan secara spesifik untuk traveler atau restriksi perdagangan dengan Tiongkok. Saat ini WHO masih terus melakukan pengamatan.

Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Bogor, dr Ilham Chaidir juga mengimbau warga Bogor menunda terlebih dahulu keberangkatannya ke luar negeri, khususnya yang bertujuan ke negara-negara suspect virus Corona. “Paling tidak menunda keberangkatan ke negara-negara seperti Singapura,” imbuh dia.

Meski begitu, bandara-bandara juga telah mengantisipasi penyebaran virus yang dibawa manusia lewat pemeriksa suhu tubuh. Belum ada treatment atau pengobatan khusus bagi orang yang terjangkit virus mematikan itu. Hanya saja, masyarakat perlu mawas diri. Pencegahan bisa dilakukan mulai dari diri sendiri.

Spesialis Paru RSUD Kota Bogor, dr Evelsha Azzahra menambahkan antisipasi sederhana bisa dimulai dengan cuci tangan sebelum melakukan aktivitas di mana saja, apalagi di rumah sakit.

“Kemudian kalau batuk dan bersin, jangan lupa ditutup dengan punggung tangan atau memakai masker agar tidak menyebarkan ke orang lain,” beber dia.

Meski begitu, ia meminta agar masyarakat tidak perlu panik ketika mendapati orang yang punya gejala seperti demam atau flu. “Bukan berarti itu sedang terkena pneumonia. Kita amati dulu, cari tahu rekam jejak dan riwayatnya, apakah pernah ke lokasi suspect, lalu diperiksa di rumah sakit,” tambah Evelsha lagi.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) juga telah mengeluarkan seruan untuk mencegah kemungkinan virus itu menjangkiti masyarakat.

Mulai dengan meningkatkan gaya hidup sehat, termasuk selalu menjaga kebersihan tangan. Bahkan, cuci tangan terbaik dengan memakai sabun dan air mengalir selama 20 detik.

Jika tak ada fasilitas cuci tangan, bisa dengan menggunakan sanitizer kandungan alkohol 70-80 persen. Selain itu, masyarakat diminta agar menghindari kontak dengan orang sakit infeksi saluran pernapasan. Kontak dengan hewan liar pun mesti diwaspadai. (mam/c)