25 radar bogor

Banyak Temuan Benda Prasejarah di Gunung Kapur

EKSPEDISI: Anggota Batalyon 14 Grup 1 Kopassus saat melakukan ekspedisi di kawasan Gunung Kapur, Ciampea, beberapa waktu lalu.
EKSPEDISI: Anggota Batalyon 14 Grup 1 Kopassus saat melakukan ekspedisi di kawasan Gunung Kapur, Ciampea, beberapa waktu lalu.

CIAMPEA–RADAR BOGOR,Kawasan Gunung Kapur diproyeksikan menjadi tempat eco wisata alam oleh Batalyon 14 Grup 1 Kopassus. Rencana tersebut seiring dengan banyaknya temuan unik dan prasejarah, setelah mereka melakukan ekspedisi, tiga hari kemarin.

Komandan Batalyon 14 Grup 1 Kopassus, Mayor Inf Eko Hardianto mengatakan, ekspedisi tersebut dilakukan untuk lebih mengetahui potensi yang ada di Gunung Kapur Ciampea. Tak hanya prajurit Batalyon saja, mereka juga melibatkan relawan bela alam.

Tak pulang dengan kantong kosong, selama tiga hari melakukan ekspedisi, mereka pun banyak menemukan beragam potensi alam, yang berpotensi menjadikan kawasan tersebut menjadi wisata alam.

Temuan tersebut, kata Eko, seperti jalan pendakian menuju puncak Lalana. ”Kondisi kemiringan yang tinggi dan licin, jadi tantangan untuk yang hobi dengan pendakian,” katanya kepada Radar Bogor.

Dalam perjalanan ekspedisi hari pertama, mereka juga menemukan satu gua vertikal yang diperkirakan memiliki kedalaman kisaran 150 meter. ”Yang secara fisik terdapat beberapa lubang bibir goa,” ucapnya.

Dalam gua, ia menjelaskan, dijumpai beragam jenis binatang kecil yang dapat hidup tanpa sinar matahari. Di antaranya udang purba di kubangan air, ulat seribu kaki, dan keong pada dasar gua. ”Ada juga binatang yang hidup di celah batuan karst, yakni jangkrik dan laba-laba. Di permukaan goa, tim juga menemukan berbagai jenis binatang reptil,” ungkap Eko.

Lebih lanjut, ia menuturkan, ekspedisi terus berlanjut di hari kedua, tim kembali menemukan bukti sejarah peradaban manusia. Yakni ditemukan artefak arca tanpa kepala, dengan posisi bersila.

”Paling menarik itu kami temukan bongkahan batu gamping yang susunannya itu mirip fondasi tangga jalan setapak. Tapi tidak alami, sepertinya ada orang yang menyusunnya,” tuturnya.

Sementara hari terakhir, Eko dan timnya lebih melakukan eksplorasi flora dan fauna, termasuk potensi sumber daya alam yang lain.

Banyaknya penemuan yang harus dilindungi, membuatnya juga berencana mendirikan Tugu Pisau Ko­mando, sebagai tanda kalau kawa­san tersebut harus dijaga dan dilindungi. Hingga nantinya, orang tidak sembarangan untuk meman­faatkan atau mengeksploitasi potensi alam maupun sejarah yang ada di kawasan Gunung Kapur.

Ia juga meminta dukungan semua pihak, tanpa kecuali Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor dan masyarakat, untuk menjaga serta melindungi kawasan karst Gunung Kapur Ciampea itu.(nal/c)