25 radar bogor

PSP3 IPB University Perkuat Kelembagaan Jarmaskor Kabupaten Sukabumi

BOGOR-RADAR BOGOR,Jaringan Masyarakat Koridor (Jarmaskor) yang berpusat di Desa Cipeuteuy, Kabupaten Sukabumi telah mengalami pelemahan kelembagaan dalam beberapa waktu belakang ini. “Dulu ketika Jarmaskor belum memiliki apa-apa, semua bersatu. Tetapi setelah memiliki modal dan aset, mulai bermunculan konflik antar anggota,” ujar Agus Bachtiar, Ketua Jarmaskor.

Pernyataan tersebut disampaikan Agus di depan Kepala Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) IPB University, Dr Sofyan Sjaf dan tim, Sabtu, (4/1) di Kampung Cisarua, Desa Cipeuteuy, Kec. Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Periode sebelumnya, Jarmaskor diketuai oleh Dayat Hidayat. Setelah pergantian pengurus, bibit konflik tersemai, bahkan juga melibatkan mereka yang bukan pengurus Jarmaskor.

Konflik yang lain yang muncul adalah para anggota maupun pengurus yang akan bekerja di Jarmaskor tidak diperbolehkan oleh seorang pemilik lahan untuk melewati jalan yang bisa diakses dengan kendaraan. Konflik lainnya yakni adanya kerancuan tentang pembayaran pajak tanah yang sudah dibeli atas nama pribadi, namun areanya bersebelahan dengan lokasi Jarmaskor. Tanah datar tersebut, sebelumnya diperselisihkan status kepemilikannya, apakah miliki pribadi atau milik Jarmaskor.

Untuk mengurangi konflik tersebut, maka pihak pengurus Jarmaskor sekarang tidak mempermasalahkan klaim kepemilikan tanah pribadi tersebut. Bagian tanah yang datar itulah, yang kemudian tidak diperbolehkan oleh pemiliknya untuk menjadi jalur masuk kendaraan yang mengakses ke kebun, bank sampah dan area peternakan Jarmaskor.

Hampir seluruh tanah Jarmaskor, berada di area perbukitan dengan posisi tanah pada kemiringan tertentu. Atas adanya konflik tersebut, Kepala Pusat PSP3 mengatakan, “Konflik itu muncul karena mulai bermunculan kepentingan pribadi. Kepentingan mereka tidak lagi sesuai dengan kelembagaan Jarmaskor.”

Untuk menuntaskan konflik itu, Dr Sofyan Sjaf dan tim PSP3 IPB University memberikan solusi agar tidak lagi disibukkan dengan konflik. “Lebih baik menguatkan kerjasama dengan para anggota dan pengurus yang kepentingannya hanya untuk memajukan Jarmaskor. Kita abaikan saja mereka yang sibuk dengan kepentingan pribadi tersebut,” ungkap Sofyan.

Saran tersebut disetujui Agus dan pengurus Koperasi Jarmaskor Maju Sejahtera maupun ibu-ibu dari Kelompok Wanita Tani (KWT). Tindak lanjut dari pertemuan tersebut akan dilakukan dengan pelatihan koperasi, literasi desa presisi, pemberian ternak kambing dan berbagai bentuk penguatan kelembagaan. Lembaga Jarmaskor juga akan diarahkan berbadan hukum dengan menjadi yayasan. Nantinya, PSP3 IPB University akan menggandeng Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) IPB University untuk mengaktifkan kembali kegiatan pemeliharaan kambing. Keterlibatan PSP3 tersebut, merupakan kerjasama dengan Yayasan Kehati, Jakarta. (*/RA)