25 radar bogor

Sulit Dijangkau, Korban Longsor Mulai Kekurangan Makanan

Bantuan untuk korban longsor sulit didistibusikan karena akses jalan yang rusak.
Bantuan untuk korban longsor sulit didistibusikan di beberapa titik bencana di Kabupaten Bogor karena akses jalan rusak. Kojer/Radar Bogor

BOGOR-RADAR BOGOR, Bencana banjir dan longsor di Kabupaten Bogor, benar-benar membuat para korban menderita. Kini, mereka terpaksa harus mengungsi akibat tempat tinggal mereka rusak diterjang longsor dan banjir.

Pengungsi korban bencana masih kekurangan makanan, minuman, dan obat-obatan. Di hari ketiga pasca bencana, bantuan yang diterima warga masih serba terbatas. Di sisi lain masih banyak wilayah yang terisolir karena akses jalan tertutup longsor.

Jaya, nampak sibuk mengais reruntuhan rumah yang hancur akibat banjir dan longsor yang terjadi pada Rabu (1/1). Diantara puing-puing reruntuhan bekas rumah yang ambruk, dia acapkali menemukan mi instan, biskuit, atau beras yang masih utuh. “Setidaknya bisa dimakan sampai ada bantuan datang,” ujar warga Kampung Cibuluh, Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya, kemarin.

Anggota TNI berusaha mendistribusikan bantuan untuk korban banjir dan longsor di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

Bantuan ke wilayahnya sejatinya sudah masuk. Namun terbatas. Dari pantauan Radar Bogor di lokasi, warga sibuk membolak-balik kayu dan membongkar tembok-tembok yang runtuh. Jaya turut menjajal peruntungan itu.

Sebelumnya, dia sudah berupaya pergi ke kebun untuk mencari makanan yang bisa dikonsumsi. “Namun hanya ada kacang panjang dari kebun. Terakhir kami dapat bantuan hanya beberapa mi instan dan roti. Itupun dari relawan,” imbuh pria berusia 28 tahun itu.

Bantuan yang terbatas lantaran ada ribuan warga yang saat ini mengungsi. Perinciaanya, dewasa 810 jiwa, lanjut usia 69 jiwa, anak-anak 223 jiwa dan balita 83 jiwa.

Kemarin, wartawan koran ini, menelusuri titik longsor di desa Harkat Jaya. Akses jalan ke tempat itu hanya bisa dilalui kendaraan bermotor lantaran beberapa ruas jalan tertutup material longsor.

Di lokasi bencana, warga bertahan di posko pengungsian, seperti balai desa, bangunan sekolah dasar, atau rumah keluarga dan kerabat. Di salah satu lokasi pengungsian, di SD 03 Sukajaya, warga bertahan di ruang-ruang kelas dan tidur beralaskan tikar. Sebagian ruangan itu juga tampak berlumpur.

Mumuh (38), salah satu pengungsi mengatakan, mereka sangat membutuhkan makanan, minuman, air bersih, dan obat-obatan. Dia merupakan warga Sinar Harapan, Desa Harkat Jaya yang separuh wilayah hancur ditimbun longsor.

Sejak tinggal di pengungsian pada Kamis (2/1) malam, dia bersama istri dan tiga anaknya harus menahan dingin lantaran tidur dengan selimut seadanya. ”Kami ke sini bawa pakaian di badan saja. Anak-anak kami butuh pakaian, selimut, dan popok,” ucapnya.

Kampung Sinar Harapan memang menjadi salah satu wilayah yang paling parah terdampak bencana longsor. Tujuh korban tertimbun longsor berasal dari sana.

Tiga korban di antaranya belum ditemukan hingga Jumat (3/1). Proses evakuasi masih terus dilakukan oleh tim gabungan dari Basarnas dan Brimob Polda Jabar.

“Kita mencoba menggunakan pencarian dengan K9 (anjing pelacak). Karena, lokasi masih berlumpur,” kata Komandan Satuan Brimob Polda Jabar Kombes pol Asep Saepudin kepada wartawan ketika melakukan pencarian dilokasi kejadian.

Lebih lanjut ia menuturkan, untuk sementara pencarian diberhentikan karena kondisi cuaca yang kemcali didera hujan deras. Asep juga melihat kondisi tanah yang masih labil membuat warga yang tinggal di Sinar Harapan semua diungsikan.

“Makanya kita pasang police line dulu agar tak ada warga satupun di wilayah pemukiman. Dan lokasi kampung Sinar Harapan sudah tidak layak dan harus di relokasi ke tempat lebih aman, kalaupun nanti dihuni lagi akan berbahaya dan beresiko,” tegasnya.(nal/mam/dka/c)