25 radar bogor

IPB University Kerjasama dengan PT Soho Industri Pharmasi Kembangkan Minuman Kumis Kucing

BOGOR-RADAR BOGOR,IPB University melakukan kerjasama dengan PT Soho Indutsri Pharmasi untuk mengembangkan minuman fungsional dari ekstrak tanaman kumis kucing. Penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Inovasi, Bisnis dan Kewirausahaan IPB University, Prof Erika B Lakoni dan Direktur PT. Soho Industri Farmasi, Raphael Aswin Susilowidodo. Acara dilaksanakan di kawasan Science Techno Park (STP), Kampus IPB Taman Kencana, Bogor.

Prof Erika dalam sambutannya menyampaikan kerjasama ini merupakan langkah  maju untuk pengembangan inovasi peneliti perguruan tinggi menuju komersialisasi produk.

Sebelumnya dalam business gathering, Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset Nasional, Prof Bambang Brodjonegoro menyampaikan bahwa ke depan hasil riset tidak terbatas pengembangan ilmu atau menghasilkan lulusan saja. Tidak  terbatas menghasilkan jurnal akan tetapi riset harus bisa dinikmati masyarakat melalui kerjasama dengan industri. “Kerjasama ini tidak hanya langsung produksi, namun ada tahap pengembangan inovasi bersama. Semoga kerjasama ini akan memiliki dampak dan impact positif,” kata Prof Bambang.

Terkait kerjasama ini, Direktur PT. Soho Industri Pharmasi, Raphael Aswin menyampaikan
rasa terimakasihnya atas kesempatan kerjasama  IPB University. “PT. Soho telah berdiri sejak tahun  1946. Saat ini fokus mengembangkan produk berbasis natural herbal. Dalam mengembangkan produknya, PT. Soho Industri Pharmasi melakukan  strategi  open innovation, dan kolaborasi. Kita juga sudah memberikan royalti kepada institusi baik universitas dan lembaga riset,” jelasnya.

Lebih lanjut Raphael mengatakan, dengan IPB University perusahaannya sudah banyak kerjasama sebelumnya. “Kerjasama kebun temulawak yang ada di Sukabumi 12 hektar. Awalnya  kerjasama dengan IPB University yakni Pusat Studi Biofarmaka. Ke depan kami berharap lebih banyak kerjasama lagi dengan IPB University. Kita saat ini juga melakukan beberapa kerjasama, karena di industri  farmasi harus ada uji klinis, sementara kami tidak membangun laboratorium uji klinis, jadi kami  melakukan kolaborasi,” paparnya.

“Ke depan kami berharap akan lebih banyak lagi kerjasamanya, lebih baik lagi.  Dalam mengembangkan satu produk harus ada pengembangan bersama. Akan lebih baik jika kerjasama diawali dengan  ide bersama.  Seperti diketahui  di industri  farmasi ini tinggi regulasinya. Dari sisi safety, kita tidak mau konsumen hanya  diberi janji, ternyata tidak terbukti efikasinya, sehingga klaim harus betul-betul ada evidence basenya,“ tuturnya.

Terkait kerjasama ini, inovator IPB University, Prof Hanny Wijaya  menyampaikan  merasa bangga produk ini  akan dikembangkan kerjasamanya IPB University dengan PT. Soho.

Sebagai inovator, Prof Hanny menyampaikan, “Seringkali industri tidak mau kerjasama karena tidak melihat produk inovasinya.  Inovasi ini merupakan hasil riset pro Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Inovasi ini yang pertama secara institusional bekerjasama dengan industri,” ucap dosen IPB University ini. (dh/ris)