25 radar bogor

Dosen Mengabdi IPB University Ajarkan Kesehatan dan Reproduksi Domba di Desa Harkat Jaya Bogor

BOGOR-RADAR BOGOR,Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyakrat (LPPM) IPB University menghadirkan Dosen Mengabdi di Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya, Bogor (14/12). Tema yang diusung dalam sosialisasi ini adalah “Kesehatan dan Reproduksi Domba”. Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh peternak dari berbagai kampung yang ada di Desa Harkat Jaya.

Dalam kegiatan ini dua dosen yang hadir adalah Dr Drh Yudi dari Divisi Reproduksi dan Kebidanan dan Dr drh Retno Wulandari dari Divisi Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University.

Drh Yudi menjelaskan bahwa setiap kampung yang ada di Desa Harkat Jaya hampir seluruh masyarakatnya ialah peternak domba. Inilah yang menjadi alasan diadakannya kegiatan sosialisasi tentang domba di desa ini. Menurutnya domba merupakan jenis ternak yang biasanya banyak dipelihara di pedesaan. Hal ini dikarenakan domba mempunyai daya adaptasi yang tinggi, perawatan yang relatif mudah, cepat berkembang biak, dan banyak dibutuhkan masyarakat untuk berbagai acara seperti aqiqah, qurban, dan lain-lain.

“Reproduksi pada domba dipengaruhi faktor genetik, pakan, kesehatan dan kandang. Waktu ideal untuk reproduksi domba yaitu tiga kali kelahiran dalam dua tahun, jarak kelahiran sekitar delapan bulan dinilai normal, induk domba masih dapat merawat anaknya sekitar tiga bulan. Selain memperhatikan jarak waktu kelahiran domba, faktor penting lainnya yaitu pemilihan bibit. Domba dinilai baik dan bagus jika penampilan fisiknya normal dan tidak berpenyakit, tidak kurus, tidak terlalu gemuk dan terlihat lincah,” sambungnya.

Selanjutnya Drh Wulan juga menyampaikan tentang manajemen kesehatan domba. Ia menjelaskan bahwa mengelola kesehatan domba sangatlah penting. Peternak harus mengetahui ciri-ciri mana domba yang sehat dan yang sakit. Sebab, bila manajemen kesehatan domba buruk, maka akan berdampak pada kerugian terhadap peternak itu sendiri.

Drh Wulan menambahkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan domba seperti, perubahan iklim, suhu dan kelembaban udara. Adanya perubahan lingkungan yang ekstrem, kepadatan kandang yang tinggi, vertilisasi buruk, intensitas cahaya yang terlalu tinggi itu biasanya akan mempengaruhi dan menyebabkan hewan sakit.

Pada kesempatan ini, Atang, salah satu peternak domba dari Kampung Parigi, Desa Harkat Jaya mengutarakan tentang permasalahan kondisi dombanya yang kurang gemuk walau sudah diberikan pakan yang cukup dan teratur.

Menanggapi hal tersebut, Drh Wulan mengatakan bahwa kegemukan domba dapat dipengaruhi dari jenis pakan yang diberikan, lingkungan dan kesehatan domba itu sendiri. “Apabila domba yang diternak kurang gemuk, maka cobalah untuk memberikan jenis pakan yang memiliki kandungan protein cukup tinggi contohnya seperti dedak,” ujarnya.

Drh Yudi juga menambahkan pemberian pakan berupa rumput sebaiknya diberikan ke domba kondisi yang layu. Sebab rumput yang baru dipanen dan disimpan di karung itu memiliki kadar gas yang cukup tinggi, sehingga ketika dimakan domba akan mempengaruhi pencernaannya. Selain itu, waktu pengambilan rumput juga mempengaruhi kualitas rumput, maka disarankan peternak mengambil rumput yang sudah terkena sinar matahari, sebab agar terhindar dari adanya telur-telur cacing dan bakteri.

Sementara itu, Cecep selaku Ketua Gapoktan bidang pangan yang mengutarakan kebahagiaannya dengan adanya kehadiran para dosen dari IPB University ini untuk memberikan pengetahuan seputar tentang domba.

“Sejujurnya, kami masih sangat minim pengetahuan akan hal itu, terutama apabila terjadi penurunan kondisi kesehatan pada domba-domba. Jadi harapannya ke depan kegiatan seperti terus ditingkatkan dan secara kontinu. Khususnya berupa pendampingan secara berkelanjutan untuk seluruh peternak-peternak yang ada di Desa Harkat Jaya ini,” ujarnya. (Awl/Zul)