25 radar bogor

Polemik Penutupan Jalan, Warga dan Metland Saling Ngotot

Metland
Nampak beberapa spanduk dengan kalimat protes yang ditempelkan warga di atas tembok beton jalan yang ditutup.
Metland
Nampak beberapa spanduk dengan kalimat protes yang ditempelkan warga di atas tembok beton jalan yang ditutup.

CILEUNGSI–RADAR BOGOR, Penolakan penutupan jalan perlintasan warga Kampung Sawah, Desa Cileungsi Kidul, Kecamatan Cileungsi, hingga saat ini masih belum mendapatkan titik temu.

Jalan yang diakui warga telah sangat membantu aktivitas mereka selama puluhan tahun ini, terpaksa ditutup oleh pihak Metland Transyogi.

Hingga pekan kemarin, kantor pemasaran Metland Transyogi didatangi puluhan warga dengan didampingi oleh Musyawarah pimpinan kecamatan(Muspika), Kecamatan Cileungsi. Ketua RT06/12, Ade Nurdin Supianurdin menegaskan, warga masih tetap menolak.

Apalagi saat ini, kata dia, penolakan yang dilakukan warga juga didampingi dengan kuasa hukum.

“Masih tetap menolak. Kami minta kebijakan agar pihak Metland mau duduk bareng dan ngobrol soal ini,” tutur Ade kepada Radar Bogor.

Menurut Ade,warga tidak meminta banyak, hanya satu jalan alternatif yang puluhan tahun sudah membantu warga menghindari macet tepat di depan Metland Transyogi, Jalan Raya Cileungsi-Jonggol.

“Belum lagi banyak warga yang bekerja juga di perumahan ini,”ungkap Ade.

Kuasa Hukum warga, Edison mengatakan, warga yang telah puluhan tahun membantu warga tersebut tidak bisa begitu saja ditutup oleh Metland Transyogi. Apalagi,, lanjut dia, pemberitahunan yang dilakukan oleh pihak tersebut datang secara mendadak.

“Ini kan melihat fungsi dimana mereka sebegai Corporate Social Responsibility,” tutur Edison.

Menurut Edison, sebagai CSR semestinya patut memperhatikan kubuthan sosial di lingkungan sekitar mereka. Jalan seperti yang sedang diperjuangkan warga, kata dia, ini sebagai contoh salah satu yang perlu diperhatikan suatu CSR.

“Wajar saja warga meminta kebijakan. Karena kalau lewat jalan raya itu sangat jauh sekali,” ujar Edison.

Edison menilai, selain penutupan seharusnya Metland Tranyogi dapat mengambil cara lain untuk warga. Sehingga, lanjut dia, warga yang bekerja dan lainnya dapat tetap menggunakan jalan tersebut. “Ini masalah tanggungjawab CSR dari perusahaan tersebut apa?,” beber Edison.

Edison menegaskan, dirinya juga tetap akan mendukung Metland Tranyogi untuk mau berunding mencarti solusi agar ada kebijakan yang dikeluarklan untuk warga. Dirinya menyebut, hingga saat ini Metland Transyogi mash enggan berbicara memberikan solusi tersebut.

“Jika tidak juga mencari kebijakan ini, saya akan bawa ke meja hijau,” tegas Edison.

Sementara, lanjut dia, surat laporan permohonan kepada Bupati Bogor sedang disusun. Bukan hanya itu, Edison menambahkan, surat permohonan tersebut juga ditujukan kepada DPRD Kabupaten Bogor. “Itu permohonan warga agar pemerintah mau membantu,” jelas Edison.

Edison memaparkan, Metland Tranyogi secara langsung telah melupakan fungsi CSR secara undang-undang. Pihak CSR ini, tambah Edison, seharusnya berjalan sesuai Undang-undang perseroan terbatas No 40 tahun 2007.

“Jadi sudah langgar pasal 1 poin 3 tentang tanggung jawab mereka di lingkungan sekitarnya,” tutup Edison.

Pantauan Radar Bogor di kantor pemasaran sempat terjadi perdebatan antara warga dengan pihak Metland Transyogi. Pasalnya, kontraktor pemborong lahan di perlintasan jalan tersebut yakni Sujasmanto enggan melakukan mediasi bersama warga.

Bukan cuma itu,Manager Teknik Metland Transyogi, Andreas yang saat itu berada di lokasi turut mengusir wartawan saat ingin meminta keterangan terkait kelanjutan penutupan jalan tersebut. “Sudah sana dulu, engga ada urusan,” kata Andreas.

Lebih lanjut, Kapolsek Cileungsi, Kompol Endang Kusnandar menjelaskan, perdepatan antara warga dengan Metland Transyogi hingga saat ini belum menemukan titik temu. Keduanya, kata dia, masih sama-sama mempertahankan kebutuhan masing-masing.

“Belum ada titik temu anatara keduanya,” tandas Kompol Endang Kusnandar. (rp1/c)