25 radar bogor

Nasib Warga Terdampak Double Track Ngambang, Desak Pemkot Soal Kejelasan Lahan

Proyek Double Track
Kawasan yang berada di di Kampung Kebon Kalapa, Batu Tulis, Bogor Selatan terimbas dari proyek pembangunan double track Bogor-Sukabumi, Selasa (17/9). Nelvi/Radar Bogor.
Proyek Double Track
Kawasan yang berada di di Kampung Kebon Kalapa, Batu Tulis, Bogor Selatan terimbas dari proyek pembangunan double track Bogor-Sukabumi, Selasa (17/9). Nelvi/Radar Bogor.

BOGOR-RADAR BOGOR, Kejelasan mengenai nilai uang kerahiman dan tempat tinggal untuk warga terdampak proyek jalur ganda kereta api Bogor-Sukabumi masih mengambang.

Dua Lahan Pemkot Siap Tampung 5.878 Warga Terdampak Double Track

Hal ini membuat banyak warga terus mempertanyakan kedua hal tersebut ke sejumlah pihak.

Rupanya, keluhan tersebut sampai kepada Wakil Ketua DPRD Kota Bogor Dadang Iskandar Danubrata.

Menurutnya, dirinya masih sering mendapat keluhan dari warga yang bingung soal kejelasan uang kerahiman hingga kepastian relokasi.

Masalahnya, kebanyakan dari warga memang masih kebingungan mencari tempat tinggal, baik kontrakan ataupun rumah pengganti.

Ia pun meminta pemkot untuk lebih serius menangani kasus ini. Sebab, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan Kementrian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk membangun rusunami.

“Pada prinsipnya mereka siap. Tinggal pemkot sediakan lahannya. Syaratnya kan kita harus punya lahan minimal 5.000 meter persegi, nanti dibangunkan oleh kementrian. Anggota DPRD RI Fraksi PDIP juga akan dorong pemerintah pusat bangun rusunami untuk warga terdampak rel ganda,” katanya.

Dana Kerahiman Proyek Double Track Rp47 Miliar, Cair Dua Kali Sisanya di 2020

Menurut informasi yang ia dapat, pemkot sedang mencari lahan untuk tempat pemukiman baru tersebut. Namun sayangnya, hingga kini tidak ada kelanjutan kabar kepastian lahannya.

Terakhir, kata dia, ada tiga lokasi yang diincar namun belum tahu luasannya bisa atau tidak. Sehingga DPRD akan mengagendakan pembahasan kembali dengan pemkot.

“Jadi jangan hanya fokus pada pembangunan masalah Trem, Taman Topi atau penataan kawasan Suryakencana saja. Tapi juga harus memperhatikan hal-hal yang lebih dibutuhkan oleh masyarakat, yang kesusahan tidak punya kepastian tempat tinggal,” tukas Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bogor itu.

Dadang juga menekankan, agar persoalan rusunami dan rusunawa untuk korban terdampak pembangunan rel ganda, harus di prioritaskan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2021.

“Saya minta pemkot lebih serius dan memprioritaskan untuk melaksanakan pembangunan rumah susun, rusunawa atau rusunami bagi 1.600-an kepala keluarga terdampak rel ganda di Bogor Selatan,” tegas Dadang.

Sementara itu, Camat Bogor Selatan Atep Budiman mengakui lokasi pasti kebutuhan untuk rusunami belum ada. Meskipun sudah beberapa tempat menjadi incaran dan sempat ditinjau.

Beberapa lokasi lahan milik pemkot di Bogor Selatan juga sempat masuk ‘radar’, namun tidak mencukupi secara luasan. Selain itu, mantan Camat Bogor Utara itu juga belum mendapatkan informasi lebih lanjut dari Pemprov Jawa Barat terkait pembayaran uang kerahiman.

“Kami masih menunggu. Kapan sosialisasi, sampai penyaluran dana-nya. Cuma kan informasi terakhir itu Desember akan turun, dan akan cair dua tahap. Kami minta warga bersabar dulu,” tandasnya. (wil/c)