25 radar bogor

Teror Ular Kobra Marak di Bogor, Ini Tips Menangani Ular Saat Masuk Rumah

Ular-Kobra
Warga Kampung Kayu Manis, Tanah Sareal berhasil menangkap sakah saut ular kobra.
Ular-Kobra
Warga Kampung Kayu Manis, Tanah Sareal berhasil menangkap sakah satu ular kobra.

BOGOR – RADAR BOGOR, Teror ular kobra di beberapa pemukiman padat penduduk di Bogor saat ini tengah marak.

Kali ini belasan telur satwa berbisa itu ditemukan di Perumahan Villa Citayam, Susukan, Bojonggede Kabupaten Bogor.

Ini merupakan kejadian ketiga di Bojonggede, setelah sebelumnya warga menemukan puluhan ekor ular kobra dan anaknya di perumahan Royal Citayam Residence dan perumahan Citayam Village pada Jumat (6/12/2019) lalu.

“Ada 12 telur (ular kobra) ditemukan menumpuk di satu lubang pinggir selokan,” ungkap Komandan Regu Sekuriti Villa Citayam, Nirin, kemarin.

Telur ular kobra tersebut kata dia, ditemukan secara tidak sengaja ketika Nirin membantu warga untuk membersihkan sisa-sisa puing bangunan.

Dia bilang, sebelumnya tiga anak ular kobra juga pernah ditemukan sekitar tiga pekan lalu. ”Induk-nya belum ditemukan. Masih terus dicari,” bebernya.

Untuk diketahui, ular kobra atau yang dikenal dengan nama ular sendok merupakan jenis berbisa dari suku Elapidae. Digelari ular sendok, karena ia dapat menegakkan dan memipihkan lehernya alias melengkung seperti sendok.

Bentuk tersebut ditunjukkan bila ia terganggu, atau merasa terancam akan kehadiran musuh. Pastinya, kobra memiliki kemampuan meyemprotkan bisa (venom).

Komandan Regu Rescue 1 Pemadam Kebakaran Bogor, Arman Riyanto mencatat, ada tiga perumahan di Citayam, Bojonggede yang memang menjadi tempat penemuan sekumpulan ular kobra.

Dari keterangan warga, kemunculan ular kobra di perumahan mulai terjadi sejak akhir November 2019.

Data terakhir, Damkar Kabupaten Bogor sudah mengamankan 70 ekor. Ular-ular tersebut ditemukan di beberapa tempat.

Ada yang di saluran air, ada yang sudah memasuk ke rumah, ada pula yang ditemukan saat berantem dengan anjing peliharan.

“Sejauh ini ditemukan di empat titik. Tiga titik di wilayah Kecamatan Bojonggede dan satu titik di Cibinong.” ucap dia.

Selain di Kabupaten Bogor, penemuan ular kobra juga terjadi di Kota Bogor pada Sabtu (14/12/2019) pagi.

Warga Kampung Kayumanis, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor menemukan ular kobra yaang hendak masuk dalam rumah saat warga melakukan kerja bakti di lahan kosong.

Setelah disisir, warga menemukan 10 butir telur ular di dalam lubang yang diyakini menjadi sarang ular kobra tersebut. Sisa telor dan anak ular kobra itu oleh warga dimasukkan ke dalam botol bekas air mineral secara terpisah.

Pertanyaanya kenapa ular masuk ke pemukiman? Menurut Peneliti Herpetologi pada Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy, keberadaan ular sejatinya sudah ada lebih dulu sebelum adanya pemukiman. Sehingga kehadirannya memang wajar.

Hanya saja, kebetulan saat ini memasuki musim penghujan yang merupakan saatnya telur-telur ular, termasuk kobra menetas. Seekor ular dapat bertelur 10-20 butir sekali waktu

“Musim kawin ular itu pada musim kemarau. Jika ada anak ular, itu hasil netasan 3-4 bulan lalu. Musim hujan memang waktunya mereka menetas,” tutur Amir.

Setelah menetas anak ular itu kemudian mencari tempat untuk berlindung dan berburu makanan. Namun, bukan di hutan yang mereka temukan. Habitat asli mereka sudah berubah menjadi pemukiman.

Alhasil, ular-ular tersebut masuk ke rumah dan membuat warga ketakutan.

Oleh karena itu, sudah sebaiknya masyarakat bisa hidup berdampingan dengan ular-ular ini. “Salah satunya, dengan mengusahakan tidak membunuhnya dan merelokasi ular ketika memang sudah menimbulkan konflik dengan masyarakat,”imbuh dia.

Alasan lain banyak ular ditemukan belakangan ini adalah punahnya predator alami ular. Contohnya, elang. Saat ini, ular ada di posisi tertinggi di rantai makanannya. Sementara itu, makanan ular betebaran.

“Tikus itu makanan ular kan? Dan tikus itu cari makannya di sampah-sampah. Jadi kalau habis masak, sampah langsung dibuang saja hari itu juga. Jangan dibesokin,” kata Amir.

Lalu, apa yang harus dilakukan ketika bertemu atau berhadapan dengan ular?

Hal yang pertama kali harus Anda lakukan ketika melihat ular adalah tenang.

Jika tidak, ular yang ada di hadapan juga akan panik. Semakin panik, ular tersebut bakal semakin agresif. “Kita harus tenang, kalem. Tidak melakukan tindakan tiba-tiba,” ujar Amir.

Kedua adalah sadar diri. Jika tahu caranya menangani atau menangkap ular, Anda bisa lakukan sendiri. Jika tidak, lebih baik panggil komunitas atau petugas Pemadam Kebakaran untuk membantu. “Kalau tidak tahu menangani ular, jangan handling ular,” bilang Amir.

Dia mengatakan, langkah ketiga adalah mencari tongkat panjang. Apalagi ketika yang dihadapi adalah kobra. Carilah tongkat sepanjang mungkin, tapi masih bisa untuk mem-block langkah ular. Lalu, sediakan kain yang bisa digunakan untuk membungkus. Dekatkan kain ke ular tersebut.

“Ketiga, tidak handling ular dengan tangan langsung. Gunakan stik. Lalu, ular kalem kalau pakai kain. Dia bakal masuk sendiri ke kain tersebut. Jadi gunakan kain dan tongkat. Kalau ular sudah tenang sudah tenang, bisa pegang kepalanya,” pungkasnya.

Pemerhati Reptil, Arbi Krisna menambahkan fenomena ular masuk pemukiman bukan merupakan teror melainkan peristiwa alamiah dari proses perkembangbiakan ular. “Ini peristiwa alami, cuma kondisi saja yang menjadikan ini berbeda,” kata dia.

Senada dengan Amir, menurut Arbi, maraknya permukiman membuat tempat persembunyian ular semakin sedikit. Imbasnya, saat musim bertelur, ular akan bersembunyi di dekat permukiman warga. “Musim menetas ular tiap tahun emang begini.

Nah dulu sebelum banyak permukiman yang gusur rumah si ular, ular akan sembunyi, tapi sekarang rumah ular bersembunyi habis sama perumahan, jadi mau tidak mau kobra akan menampakan diri karena tempat sembunyi yang hilang,” kata dia. (ipe/ind)