25 radar bogor

Sudah Membudaya di Warga Kota Bogor, BOTAK Terus Dimaksimalkan

BOGOR–RADAR BOGOR,Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah menerapkan Peraturan Wali Kota Bogor tentang pelarangan plastik sekali pakai sejak akhir 2018 lalu. Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor, Elia Buntang, penerapan aturan itu sudah mendapatkan hasil berupa pengurangan sampah plastik.

Menurutnya, sejak memulai Perwali Nomor 61 Tahun 2018 itu per 1 Desember 2018, secara total, sampah plastik berkurang 41 ton per bulan. Data itu adalah jumlah kantong plastik yang disediakan ritel-ritel besar di Kota Bogor setiap bulannya.

Menurut Elia, hingga kini, penerapan Perwali tersebut telah berjalan maksimal. Masyarakat sudah mulai sadar untuk selalu membawa kantong belanja yang bisa berulang digunakan. Terlebih memang, ritel besar yang ada pun sudah tidak lagi menyediakan kantong plastik.

“Tapi, dari tenant sasaran kami kurang lebih setengah ton per hari, sudah pasti tidak ada, kan sudah enggak menyediakan. Sekarang sudah masuk ke toko-toko kecil seperti minimarket, kalau di minimarket belum ada data berapa pengurangannya, tapi mereka sudah pelan-pelan menghilangkan kantong plastik sekali pakai,” kata Elia lagi.

Setengah ton ini, kata Elia, adalah angka setiap harinya ritel menyediakan kantong plastik sekali pakai. Selain Bogor Tanpa Kantong Plastik (BOTAK), sambung Elia, program penanganan sampah kini sudah perlahan masuk ke pasar tradisional dibawah pengelolaan PD Pasar Pakuan Jaya.

“Kalau sampah pasti produknya naik, orang kan lahir mati lahir, satu orang itu asumsinya menghasilkan 0,6 kilogram sampah per hari tinggal dikalikan jumlah penduduk. Saat ini saja, setiap harinya timbulan sampah Kota Bogor 630 ton, tapi yang masuk ke TPA sudah dibawah 500 ton, artinya kan ada pengurangan di TPS3R yang sudah memilah sampahnya,” paparnya.

Mengklaim cukup efektif pengurangan sampah plastik dengan BOTAK, Elia mengaku akan memaksimalkan program yang ada kini. Sebab menurutnya, akan sia-sia mengeluarkan kebijakan baru namun tidak maksimal.

“Pelan-pelan. Kalau menurut saya tidak perlu lagi Perwali baru, tapi ini kita kembangkan, dengan sama-sama semua komitmen,” tuturnya. (wil/c)