BOGOR–RADAR BOGOR,Pembangunan fisik bernilai belasan hingga puluhan miliar di Kota Bogor terus dikebut. Pasalnya, waktu pekerjaan berdasarkan kontrak tak lama lagi. Semuanya berakhir di Desember 2019 ini.
Wali Kota Bogor, Bima Arya pun mulai sibuk mengawasi jalannya pekerjaan. Sebab, dari tiga pekerjaan besar milik Pemkot Bogor, dua diantaranya berpotensi terlambat. Yakni pembangunan Gedung RSUD Kota Bogor dan Kolam Retensi Cibuluh.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengakui jika potensi keterlambatan pada pembangunan Gedung RSUD Kota Bogor dapat terjadi. Namun, tak menutup kemungkinan juga untuk tepat waktu. Sebab, saat ini semua pihak terlibat bekerja keras dan terus melaporkan progres pembangunannya.
“RSUD terus dikejar, kita lihat potensi terlambat ada tapi potensi tepat waktu juga ada,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin (13/12).
Selain RSUD Kota Bogor, Bima juga terus memonitoring pembangunan kolam retensi di Cibuluh. Dimana, anggaran pembangunan bersumber dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta senilai Rp10 miliar.
Menurutnya, waktu penyelesaian pekerjaan bisa saja meleset dari jadwal seharusnya.
“Jadi yang agak kritis RSUD dan kolam retensi, kolam retensi agak-agak tipis tapi saya monitor terus,” terangnya.
Menurut Wali Kota dua periode ini, kedua pekerjaan itu terkendala bukan saja karena cuaca hujan yang cukup intens akhir-akhir ini. Melainkan juga keterlambatan memulai pekerjaan.
Karena itu, di tahun depan, Bima ingin lelang pekerjaan fisik, terutama yang bernilai besar dan memakan banyak waktu pada awal-awal tahun.
“Ke depan lelang awal tahun menjadi prioritas kita semuanya,” jelasnya. (gal)
