25 radar bogor

Pencarian Korban Longsor Tambang Pasir di Cianjur Libatkan ‘Orang Pintar’

Pekerja yang tertimbun longsor galian pasir di Kampung Awilarangan, Desa Cikahuripan, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat akhirnya ditemukan, Sabtu (7/12/2019) siang.
Pekerja yang tertimbun longsor galian pasir di Kampung Awilarangan, Desa Cikahuripan, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat akhirnya ditemukan, Sabtu (7/12/2019) siang.
Pekerja yang tertimbun longsor galian pasir di Kampung Awilarangan, Desa Cikahuripan, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat akhirnya ditemukan, Sabtu (7/12/2019) siang.
Pekerja yang tertimbun longsor galian pasir di Kampung Awilarangan, Desa Cikahuripan, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat akhirnya ditemukan, Sabtu (7/12/2019) siang.

CIANJUR-RADAR BOGOR,Suwandi (30), warga Kampung Peuntas, Desa Cikahuripan, Kecamatan Gekbrong, adalah salah satu saksi hidup saat terjadinya longsor tambang pasir, di Kampung Awilarangan, Desa Cikahuripan, Kecamatan Gekbrong, yang mengakibatkan seorang operator mesin ponton, Saepul alias Epul tewas tertimbun longsor.

Suwandi adalah orang terakhir yang naik ke permukaan sebelum longsor terjadi setelah sebelumnya empat rekan lainnya sudah lebih dulu pergi dari kubangan galian yang memiliki luas sekitar 5.000 meter persegi.

Saat itu, alat berat yang dipakainya bekerja, rusak. Karena itu, Suwardi terpaksa menyudahi pekerjaannya lebih cepat.

“Saat itu kami berlima ada di bawah, namun karena beko yang saya pakai rusak, saya naik dulu buat manggil mekanik,” katanya.

Baru beberapa langkah meninggalkan beko, Suwandi mendengar teriakan Saepul yang menyebut ada longsor. Bercampur kaget, ia langsung menoleh kepada korban.

“Saya kaget, saya kira beneran ada longsor. Ternyata korban cuma bercanda,” kenang dia.

Setelah beko yang ia pakai berada di permukaan, mekanik pun langsung memperbaikinya. Tak lama kemudian, ia mendengar suara gemuruh dari lokasi kubangan galian.

“Ternyata beneran tanggulnya longsor. Airnya gede, campur pasir dan lumpur,” katanya.

Air bercampur lumpur dan pasir itu menerjang sangat keras dan cepat. Sementara, mesin ponton tempat korban berada langsung terhempas. Saat itu juga, sejumlah pekerja yang mengetahui korban masih ada di kubungan langsung berterik mencari keberadaan korban.

“Pas lihat, (Saepul) sudah enggak ada. Diteriakin juga enggak ada. Sudah ilang. Yang lain sudah pada lari ke atas, tapi korban sudah enggak ada,” tuturnya.

Sementara, salah seorang pekerja galian yang ditemui Radar Cianjur menyebut, proses evakuasi dan penemuan korban itu tidak hanya dilakukan oleh tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Basarnas dan PMI saja. Melainkan juga meminta tolong kepada ‘orang pintar’.

“Pakai ‘orang pintar’ itu saya tahunya inisiatif dari sini (galian pasir) sama keluarga. Jadi kesepakatan bersama,” ungkap pria yang mewanti-wanti agar namanya tak dikorankan.

Akan tetapi, ia tak mengetahui persis sejak hari ke berapa ‘orang pintar’ dimaksud ikut dilibatkan. Hanya saja, orang tersebut berpesan bahwa jenazah korban baru akan ditemukan jika keluarga ikut dalam proses evakuasi.

“Jadi bilangnya enggak bisa ketemu kalau sama tim (orang lain). Harus keluarganya juga ikut nyari. Makanya sebelumnya enggak ketemu-ketemu biar sudah dicari,” lanjutnya.

Karena itu, pihak keluarga kemudian dihadirkan pada Sabtu (7/12) pagi. Dan sekitar pukul 10.00 WIB, jenazah korban akhirnya bisa diketahui posisinya.

Kendati demikian, semua pekerja dan keluarga sama sekali tak mempermasalahkan keberhasilan evakuasi jenazah korban apakah lantaran memakai jasa ‘orang pintar’ atau kerja tim gabungan.

“Yang penting jenazah korban sudah ditemukan dan bisa dikuburkan dengan layak. Itu aja,” pungkasnya.(dil/radarcianjur)